Kirab Kebo Bule Malam 1 Suro Keraton Solo, Berawal Mimpi Paku Buwono II

IMG 20230719 WA0013

MERCUSUAR.CO, Surakarta – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat gelar kirab pusaka setiap malam 1 suro. Acara ini identik dengan penggunaan kebo bule sebagai sarana kirab dan kebo yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo Kiai Slamet.

Acara yang dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram ini konon kebo bule di Keraton Surakarta merupakan hadiah dari Bupati Ponorogo untuk Pakoe Boewono II, sekitar abad 17.

Bacaan Lainnya

Kisah ini berawal dari pemberontakan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi hingga menyebabkan Raja Paku Buwono II harus mengungsi ke Ponorogo.

“Beliau tinggal di tempat Bupati Ponorogo hingga pemberontakan berakhir. Di tempat ini Sinuhun Paku Buwono II mendapat petunjuk gaib bahwa pusaka Kiai Slamet milik Keraton Surakarta harus dikawal oleh sepasang kebo bule agar Karaton Surakarta menjadi aman dan langgeng,” ujar Kangjeng Raden Arya Tumenggung Ahmadi Hadinagoro, Srati Mahesa yang ada di Boyolali.

Mendengar perkataan itu, bupati teringat bahwa dia memiliki sepasang kerbau bule yang kemudian mempersembahkan kepada Raja.

Setelah perang usai Raja Surakarta pun membawa sepasang kerbau bule ke Keraton Kartasura. Selama bertahun-tahun dan turun-temurun, kebo bule menjadi penjaga pusaka Kiai Slamet.

Nama Kiai Slamet sebenarnya merupakan nama pusaka yang konon berupa tombak dan uniknya nama Kyai Slamet melekat pada kerbau bule.

Maka pada setiap malam 1 Suro kebo bule ini menjadi cucuk lampah pusaka Kiai Slamet yang dikirab bersama pusaka-pusaka keraton yang lainnya.

Pos terkait