Kapan Puisi Esai Masuk di Sekolah Indonesia

Nia Samsihono
Nia Samsihono

MERCUSUAR.CO – Suatu pagi di sebuah tempat yang nyaman, saya berbincang dengan seorang perempuan cantik, cerdas, dan baik hati. Perempuan itu seorang guru di salah satu sekolah di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Ibu Haliza, guru yang cantik itu, bercerita bahwa ia mengajarkan pelajaran yang diampunya menggunakan sarana puisi esai.

Menurut guru itu, puisi ini menggunakan alat bahasa yang sederhana dan mudah dipahami siswa. Pelajaran itu diterima dengan mudah dan dengan suasana yang menyenangkan melalui puisi esai. Para siswa lebih tekun dan aktif menelusuri informasi dari puisi ini di catatan kaki yang menjadi ciri bentuk puisi esai yang kemunculannya di dunia sastra dipelopori oleh Denny JA di Indonesia. Uniknya, puisi ini berkembang di Kota Kinibalu Sabah, Malaysia.

Kota Kinabalu adalah ibu kota Sabah. Kota ini merupakan pusat pemerintahan untuk Pantai Barat Negeri Sabah, wilayah di pantai barat pulau Kalimantan yang berhadapan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan. Kota Kinabalu baru saja mengadakan acara Festival Puisi Esai ASEAN Ke -2, Malaysia, 16-18 Juni 2023 di Hotel Platinum, Putatan, Kinabalu, Sabah.

Pemerintah Sabah, Malaysia mendukung adanya Festival Puisi Esai ASEAN Ke -2 tersebut. Mereka berkomitmen mengadakan agenda tahunan Festival Puisi Esai ASEAN. Pemerintah Sabah begitu antusias menyambut adanya kegiatan itu. Hal itu karena bentuk puisi begitu bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di wilayahnya.

Sudah saatnya puisi ini masuk ke dalam pelajaran sekolah, agar para murid memiliki wadah menceritakan dunia sehari-harinya dengan sentuhan sastra, melalui riset, serta menyatukan fakta dan fiksi ke dalam puisi esai. Dunia sastra lebih menarik untuk stimulus penyampaian keindahan, perhatian sesama, dan pemikiran tentang kehidupan. Ada beberapa hal yang selama ini dianggap ilmiah dan penyampaiannya sulit dipahami awam.

Namun, ternyata melalui puisi ini hal-hal yang ilmiah dapat disampaikan dengan sederhana dan mudah dipahami pembacanya. Peristiwa sejarah akan jauh lebih kaya jika dituliskan dalam sastra, seperti dalam genre fiksi historis melalui puisi esai. Sastra dapat mengisahkan sepotong sejarah lebih banyak dan mendalam dibandingkan rekonstruksi sejarah yang sederhana, seperti yang pernah dikatakan Denny JA.

Puisi ini menjadi bentuk terbaru genre fiksi historis. Ia bukan novel tapi puisi. Ia tidak hanya memaparkan sejarah di masa lalu, tapi juga kisah sebenarnya di masa kini. Lalu catatan kaki melengkapi dan melegitimasi bentuk puisi esai. Kehadiran catatan kaki dalam karangan menjadi sentral. Puisi ini diupayakan tak hanya menyentuh hati pembaca tapi juga dicoba menyajikan data dan fakta sosial. Karangan ini ditargetkan berhasil jika ia tak hanya menggetarkan hati, akan tetapi juga membuat pembaca lebih paham sebuah isu.

Ketiga negara Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia bergabung melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra
Ketiga negara menyusun kerja bersama menghasilkan Kamus Bahasa Nusantara dan berbagai kesepakatan untuk menyusun kamus bidang ilmu (Fisika, Biologi, Kimia, Matematika, dan bidang ilmu terapan) serta diterbitkan di negara masing-masing. Selain itu, juga mengembangkan dan membina sastra dengan berbagai kegiatan di negara masing-masing.

Di Indonesia, dalam perkembangannya kosa kata puisi esai telah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan definisi sebagai “Ragam sastra berisi pesan sosial dan moral melalui kata sederhana dengan pola berbait-bait, berupa fakta, fiksi dan catatan kaki.”

Jamal D. Rachman menyatakan bahwa catatan kaki menjadi penanda khas bagi puisi ini. Dengan catatan kaki, semua keterangan faktual maupun referensial yang dibutuhkan bagi penokohan, latar, peristiwa, sikap tertentu, dan sebagainya menjadi terbuka dan dapat dicek kembali maupun digugat/dilengkapi pembaca.

Mungkin ada yang beranggapan bahwa catatan kaki dalam puisi ini hanya sekedar keterangan tambahan, atau bahkan dianggap mengada-ada. Padahal, dalam puisi esai, catatan kaki adalah sesuatu yang dapat dianggap prinsip karena menjamin ketegangan hubungan fakta dengan fiksi sekaligus menjamin tidak terjadinya pemfiksian fakta maupun pemfaktaan fiksi.

Masuknya lema atau kosa kata puisi esai ke dalam kamus tersebut membantu para dosen, guru, mahasiswa, siswa untuk lebih memahami apa itu puisi esai. Puisi esai harus didefinisikan secara jelas agar semua pihak mempunyai persepsi yang sama tentang puisi esai. Sehingga acuan itu valid dan konsisten.

Puisi ini telah masuk dalam sistem pendidikan negeri di Indonesia melalui acuan atau sumber data, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Namun hanya sebatas sebagai acuan. Belum secara tampat terimplementasi di dalam penulisan yang secara kuantitas terukur banyak.

Masuknya puisi esai ke dalam sistem pendidikan secara pengajaran keseharian sepertinya ini sudah dimulai dari negeri di Sabah. Malaysia. Di Indonesia belum terlaksana seperti itu. Di Sabah, Malaysia, gagasan ini dikemukakan oleh Presiden Bahasa dan Satera Sabah sekaligus Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN, Datuk Jasni Matlani. Ia sudah melaksanakan di beberapa sekolah untuk menerapkan pembelajaran ilmu pengetahuan menggunakan sarana bentuk puisi esai.

Contohnya, kegiatan penggunaan puisi ini untuk menjelaskan bahan ajar di sekolah telah dilakukan oleh Ibu Halisa pada ilmu sejarah di salah satu sekolah di wilayah Sabah. Konon hasilnya sangat menggembirakan, karena siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah.

Dengan keunikan puisi ini yang bisa ditulis oleh semua orang menjadikan pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan cepat diterima oleh siswa jika materi ditulis atau disampaikan dalam bentuk puisi esai. Cara ini mampu mengundang rasa ingin tahu siswa, sehingga mereka ingin mencoba menulis puisi esai.

Siswa lebih aktif untuk ingin tahu pada informasi-informasi baru di sekelilingnya dan lebih banyak memahami pengetahuan tentang makna kata yang dijadikan bahan untuk menulis. Puisi esai juga berfungsi sebagai dokumentasi dari catatan peristiwa sosial dan politik yang terjadi di masyarakat. Puisi jenis ini tidak berisi hanya imajinasi dari penulis saja.

Saya optimistis bahwa puisi ini akan berkembang dan mudah diterima oleh siapa pun di berbagai negara. Hal ini bisa terjadi karena karakter puisi esai yang berbeda dengan puisi pada umumnya. Apalagi, ada keyakinan bahwa yang bukan penyair akan mudah menuliskan puisi ini. Atau ungkapan yang lebih populer yang dicanangkan oleh Denny JA adalah yang bukan penyair boleh ambil bagian.

Semoga di Indonesia dapat dilakukan seperti di Sabah, Malaysia. Semoga Indonesia dapat melaksanakan Festival Puisi Esai untuk masyarakat, khususnya para siswa.

Pos terkait