MERCUSUAR.CO, Sleman – Rute jalan tikus yang berpotensi dilewati pemudik diawasi ketat selama masa pelarangan mudik Lebaran 2021. Personel gabungan polisi, TNI, dan Pemkab Sleman disiagakan di jalur tersebut. Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman mengidentifikasi sedikitnya 8 titik jalan tikus yang ada di perbatasan wilayah Jawa Tengah.
“Kami dan Satpol PP mendukung penuh pemantauan di tiga lokasi yakni Pasar Pelemgurih Gamping, Jalan Solo utamanya sekitar Ambarrukmo Plaza, serta beberapa jalur yang dimungkinkan jadi jalan tikus,” kata Plt Kepala Dishub Sleman Arip Pramana, Selasa (4/5).
Dari hasil identifikasi, alternatif jalan tikus itu antara lain di perempatan timur Candi Prambanan menuju arah Tulung Tamanmartani Kalasan. Kemudian Jambon dr arah Manisrenggo, dan Jlapan Sindumartani sampai dengan Pasar Butuh di Glagaharjo. Di sisi utara, jalan tikus terpantau di wilayah Balerante-Kalurahan Wonokerto dan Banyurejo Tempel menyusuri Selokan Mataram. Selanjutnya di Kapanewon Minggir, termonitor pada area pintu masuk sekitar Nanggulan.
Selain itu, tim Dishub juga akan melakukan pemantauan di empat terminal yang menjadi kewenangan Pemkab Sleman. Masing-masing Terminal Pakem, Condongcatur, Prambanan, dan Gamping. Ditambahkan Arip, meski mudik dilarang, ada pengecualian untuk 4 komponen yakni warga yang melakukan perjalanan dinas termasuk ASN maupun TNI/Polri, ibu hamil, orang yang berkepentingan takziah, dan sakit.
“Angkutan yang membawa kebutuhan logistik juga diperbolehkan melintas. Disperindag sudah mengantisipasi dengan penempelan stiker di kendaraan yang mengangkut logistik terutama sayur-mayur, ada sekitar 600 kendaraan,” paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo menyambut baik kebijakan larangan mudik ini. Pasalnya, sudah beberapa kali terbukti adanya penambahan kasus Covid-19 seiring peningkatan aktivitas masyarakat.
Terakhir yang cukup menonjol adalah periode libur Paskah pada awal April. Kala itu, sudah diprediksi akan ada lonjakan kasus di pertengahan April. Perkiraan itu terbukti meski jumlah kasus tidak setinggi pada bulan Januari, namun trennya sampai saat ini terus meningkat. “Ada kenaikan sejak minggu ke-14 hingga sekarang memasuki pekan ke-18. Rata-rata penambahan kasus mingguan masih diatas 50 bahkan sampai 100,” jelasnya.
Jika tidak ada upaya pengendalian dikhawatirkan akan terjadi ledakan kasus. Terlebih belakangan, fenomena penambahan kasusnya adalah orang tidak bergejala.