Hilirisasi Nikel Dorong Ekonomi RI: Ekspor Tembus Rp 500 Triliun!

Ilustrasi gambar pabrik nikel (Dok.Google)
Ilustrasi gambar pabrik nikel (Dok.Google)

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Hilirisasi nikel di Indonesia telah memberikan dampak luar biasa bagi perekonomian nasional dan dinilai perlu dilanjutkan di masa mendatang. Presiden Joko Widodo pernah menyebutkan bahwa nilai ekspor hasil hilirisasi nikel dapat mencapai Rp 500 triliun. Pernyataan ini didukung oleh data Kementerian Investasi (BKPM), yang menunjukkan bahwa sebelum adanya hilirisasi, ekspor bijih nikel hanya menghasilkan US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 50 triliun pada periode 2017-2018. Namun, setelah hilirisasi, nilai ekspor meningkat tajam hingga US$ 35,6 miliar atau sekitar Rp 510 triliun pada tahun 2022, berdasarkan data Reforminer Institute.

Dikutip dari sumber CNBC. Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga Radiandra, mengungkapkan bahwa hilirisasi menunjukkan kedaulatan Indonesia dalam mengelola sumber daya mineralnya sendiri. “Dahulu, Indonesia hanya menjual bahan mentah saja, sehingga kehilangan potensi nilai tambahnya. Hilirisasi merupakan bentuk kedaulatan pengelolaan sumber daya alam yang bisa Indonesia lakukan,” ujar Daymas.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, hilirisasi nikel telah memberikan dampak positif secara ekonomi, sosial, dan teknologi. Dengan semakin tingginya kemampuan Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral hingga ke hilir, nilai tambah yang dihasilkan semakin besar. Daymas berharap hilirisasi tidak hanya terbatas pada komoditas nikel tetapi juga pada komoditas mineral lainnya.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut pada triwulan III-2023 dibanding triwulan III-2022 sebesar 13,06%. Pertumbuhan ini mencakup sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 27,99% serta sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh 13,32%.

Salah satu kawasan industri yang berkembang pesat berkat hilirisasi adalah PT Stardust Estate Investment di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu objek vital nasional dan rumah bagi PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), perusahaan smelter nikel yang mengelola bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI). PT GNI tidak hanya berfokus pada produksi dan ekspor nikel, tetapi juga memperkuat UMKM di sekitar kawasan industri melalui program tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan ini menyediakan sarana, prasarana, pelatihan, dan pendampingan bagi kelompok masyarakat agar lebih produktif.

PT GNI juga telah menyerap lebih dari belasan ribu tenaga kerja lokal sejak pembangunan hingga pengoperasian smelter. Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan ekosistem kerja yang baik dengan menerapkan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Secara berkala, PT GNI melakukan pelatihan dan sertifikasi izin operator (SIO) alat berat seperti Dump Truck, Excavator, Furnace, Wheel Loader, Rigger Juru Ikat, dan K3 Teknisi Pesawat Angkut. Program ini dilakukan bekerja sama dengan Perusahaan Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PJK3) yang tersertifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Dengan berbagai upaya tersebut, hilirisasi nikel di Indonesia bukan hanya sekadar meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Pos terkait