MERCUSUAR.CO, Magelang – Lewat gelang tolak bala, Jazin Riyono (42) mempertahankan warisan leluhurnya. Di Dusun Jligudan, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, ia menjadi perajin gelang tersebut selama empat tahun.
“Namanya sering disebut banyak, kayak gelang rempah, dlingo bengle. Biasanya dipakaikan kepada bayi sebagai gelang,” ujar Jazin di kediamannya baru-baru ini.
Secara turun temurun, ungkapnya, gelang tersebut hanya berisi dlingo bengle dan benang lawe. Namun, gelang kreasinya kini menambahkan hiasan seperti kayu secang, jinten, kelabat, mutik, dan lain-lain. Sedangkan khasiatnya, Jazin menyerahkan sepenuhnya berdasarkan kepercayaan orang masing-masing.
“Kalau dari ilmu turun temurun gelang ini untuk tolak bala. Ya agar bayi tidak gampang rewel, panas dan petaka lainnya seperti sawan. Itu ilmu dari leluhur saya,” terangnya.
Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini mengaku biasanya membuat gelang kala malam hari sebanyak 10-15 buah. Satu gelang memakan waktu pembuatan 10-15 menit. Perihal harga jual, dia mematok nominal Rp1000 sampai Rp3000 kepada bakul-bakul di pasar.
“Kalau bakul yang ambil biasanya kisaran Rp1000 – Rp3000 saja. Biasanya dibawa istri saya ke Pasar Salaman untuk diantar ke bakul. Kemudian sama bakul biasanya dijual ke pasar-pasar lain,” jelasnya.
Jazin menambahkan bahwa produksinya belum bisa menghasilkan jumlah gelang yang banyak dan secukupnya saja. Walaupun, dia tidak menolak kemungkinan permintaan sewaktu-waktu bakal banyak berdatangan.
“Misal ada pesanan banyak ke depan rencananya mau mengajak tetangga di kampung sini untuk membantu produksi. Hitung-hitung membuka lapangan kerja sampingan di sini,” pungkasnya.