Dorong Akselerasi UMKM dan Pengentasan Kemiskinan di Desa, IPDA Gandeng PT Jamkrida Jateng 

IMG 20250802 WA0023

SEMARANG, MERCUSUAR.CO – Ikatan Pemuda Penggerak Desa Indonesia (IPDA) melakukan audiensi strategis dengan PT. Jamkrida Jawa Tengah pada Jum,at (1/8/2025).

Dalam audiensi tersebut, IPDA hadir dipimpin langsung oleh Ketua Umum Arifin Kusuma Wardani, didampingi oleh jajaran Dewan Pakar IPDA dr. Puspita, Dewan Pengarah Khaleed Hadi Pranowo, serta perwakilan pengurus pusat dan wilayah provinsi Jawa Tengah.

Audensi ini bagi IPDA menjadi langkah awal membangun kemitraan kelembagaan dalam mendorong penguatan ekonomi desa, pemberdayaan UMKM komunitas, dan intervensi terukur terhadap wilayah-wilayah kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.

Ketua Umum Arifin Kusuma Wardani, mengatakan Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi IPDA dalam membangun komunikasi lintas sektor dengan lembaga penjaminan keuangan untuk memperluas akses modal dan ekosistem usaha berbasis desa.

“Audiensi ini merupakan bagian dari upaya IPDA untuk mendekatkan agenda pembangunan desa dengan sistem penjaminan yang inklusif,” kata Arifin

Ia percaya jika keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya dengan program seremonial, tetapi dengan menciptakan ekosistem ekonomi desa yang ditopang oleh kolaborasi multi-aktor—termasuk lembaga keuangan daerah seperti Jamkrida.

Dalam sesi presentasi, IPDA juga menyoroti berbagai pengalaman pendampingan IPDA di desa miskin ekstrem di Jawa Tengah, yang berhasil didorong menjadi desa hijau produktif melalui pendekatan community-based resource utilization.

Beberapa desa yang semula berada dalam garis kemiskinan berhasil mengalami lompatan pendapatan dengan memanfaatkan potensi lokal secara kolektif.

Pada kesempatan yang sama Wakil Sekretaris Jenderal IPDA, Muhammad Sakur menambahkan, pendekatan sistematis IPDA dalam mengintervensi desa, yaitu melalui model “Assesment–Intervensi–Hasil” yang berbasis indikator kenaikan pendapatan dan kemandirian usaha.

Dalam pelaksanannya Tim tidak datang membawa bantuan langsung tunai. Namun memulai dengan assesmen kebutuhan dan potensi lokal, bukan asumsi di atas kertas.

Lalu dibuat rancangan intervensi yaitu pelatihan, inkubasi usaha, koneksi pasar, dan akses ke sumber daya lokal seperti Koperasi Desa Merah Putih dan BUMDes.

“Hasil akhirnya kami ukur dengan satu alat ukur sederhana namun substansial, apakah pendapatan meningkat dan desa keluar dari garis kemiskinan atau tidak,” kata Sukur

Sementara Dewan Pakar IPDA dr. Puspita pada kesempatan tersebut menyampaikan, skema penjaminan ultra mikro berbasis komunitas yang digunakan di India telah berhasil mendorong kelompok usaha rakyat keluar dari jebakan kemiskinan.

Ia meyakini skema tersebut bisa diterapkan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah juga bisa jika pola tersebut direplikasi dengan dukungan Jamkrida.

IPDA mengingatkan pentingnya inkubasi ekosistem wirausaha pemuda seperti yang sudah dijalankan di sejumlah wilayah, terutama yang terhubung dengan program Hetero Space milik Pemprov Jateng.

IPDA telah membuktikan bahwa dengan pendampingan terstruktur dan ekosistem yang sehat, pemuda desa bisa naik kelas menjadi aktor ekonomi yang mandiri.

“Prinsipnya IPDA ingin perluas ini lewat kolaborasi penjaminan yang tidak kaku, tapi visioner,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut Direktur Utama M. Nazir Siregar PT Jamkrida Jateng menyambut positif gagasan dan pemetaan program dari IPDA. Mereka menyatakan keterbukaan untuk mengkaji desain skema penjaminan komunitas, serta potensi pilot project penjaminan UMKM pemuda desa di 11 kabupaten prioritas kemiskinan. yang dipimpin langsung oleh **(ahr)

Pos terkait