Mercusuar.co, Boyolali – Pihak Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) mengeluarkan surat pengumuman tentang dibukanya kembali satu jalur pendakian Gunung Merbabu. Jalur pendakian ke Gunung Merbabu yang kembali dibuka tersebut adalah jalur Selo-Boyolali.
Terkait dibukanya jalur pendakian Selo mulai Sabtu (5/3) lusa, maka saat ini sudah 4 jalur yang dibuka. Yaitu jalur Swanting, Wekas (Kabupaten Magelang), Tekelan (Kabupaten Semarang) dan Selo (Kabupaten Boyolali). Tinggal jalur pendakian Cuntel yang belum dibuka.
Pembukaan jalur pendakian Selo itu tertuang dalam pengumuman nomor : PG.01/T.35/TU/EVLAP/03/2022 tentang reaktivasi wisata pendakian Selo Taman Nasional Gunung Merbabu. Pengumuman ini tertanggal 2 Maret 2022.
“Iya, jalur pendakian Selo (Boyolali) dibuka mulai tanggal 5 Maret 2022 (Sabtu lusa),” kata Kepala BTNGMb, Junita Parjanti, pada Kamis (3/3).
Dijelaskan, reaktivasi jalur pendakian Selo ini tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan kuota pengunjung secara bertahap. Saat ini kuota pendaki yakni 25 persen dari daya dukung jalur.
“Untuk jalur pendakian Selo, daya dukungnya 578 orang per hari,” jelasnya.
Sehingga 25 persen dari 578 yakni sekitar 145 orang. Para pendaki yang akan naik ke Gunung Merbabu, diharuskan melakukan pendaftaran melalui mekanismes booking online. Alamatnya di situs www.tngunungmerbabu.org di menu booking online.
“Pengunjung juga wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan seluruh pengunjung wajib mematuhi tata tertib pendakian serta memperhatikan cuaca setempat,” ujar Junita.
Kasubag TU BTNGMb, Johan Setiawan, menambahkan pendaki yang naik melalui Selo ini nantinya juga akan dipakaikan gelang Radio Frequency Identification (RFID) untuk memantau posisi pendaki.
“Jagani jika ada hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.
Gelang Sidaring ini masih untuk pendaki di jalur Selo saja. Untuk jalur pendakian yang lain belum karena infrastrukturnya belum dibuat dan saat ini baru dipasang di jalur Selo. Selain itu untuk keamanan pendaki, di jalur Selo juga sudah dipasang sejumlah CCTV.
Kemudian untuk pendakian di Gunung Merbabu setiap kelompok minimal 3 orang. Jika dia berangkat sendiri, maka saat naik akan digabung dengan rombongan pendaki lainnya.
“Agar apa? Agar jika terjadi sesuatu diatas, 3 orang itu jumlah minimal untuk bisa mencari pertolongan, satu pendaki lainnya bisa menjaga temannya itu,”katanya
BTNGMb juga melarang pendaki lintas jalur. Misalnya, naik melalui Suwanting dan turun lewat Selo.
Menurut Johan jalur pendakian Selo ini merupakan favorit para pendaki naik ke puncak Gunung Merbabu. Selama ini jika dalam kondisi normal, dari 5 jalur pendakian di Gunung Merbabu, 60-70 persen pendaki naik melalui Selo.
“Dari data base jumlah kunjungan wisatawan pendaki Gunug Merbabu, dari 5 jalur itu yang paling banyak Selo. (Jalur) Selo ini memang sudah ditunggu-tunggu (pembukaannya).”
“Untuk jalur pendakian Cuntel di wilayah Kabupaten Semarang masih belum dibuka, masih proses kesiapan pengelolaannya di masyarakat”.(dj)