Siapa Sebenarnya Tokoh Di Balik Kesuksesan Indomie?

Cerita penemuan Indomie Dok. Freepik
Cerita penemuan Indomie Dok. Freepik

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Siapa tak mengenal Indomie? Mie instan yang telah menjadi kegemaran tak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia. Keberhasilan Indomie tak terlepas dari tokoh-tokoh di baliknya.

Indomie pertama kali diproduksi pada tahun 1972 oleh Indofood. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa merek Supermi dan Sarimi sebenarnya diproduksi di pabrik yang sama dengan Indomie, dan Indomie bukanlah produk orisinal dari Grup Salim.

Bacaan Lainnya

Cerita tentang Indomie bermula dari perjalanan bisnis Djajadi Djaja, seorang pengusaha yang dapat dianggap sebagai awal dari sejarah Indomie. Sejak tahun 1959, ia telah aktif berbisnis bersama teman-teman sekolahnya, membentuk sebuah perusahaan bernama FA Djangkar Djati, yang kemudian berganti nama menjadi Wicaksana Overseas International.

Menurut buku “Kontribusi Dunia Bisnis Menyambut Lima Puluh Tahun Indonesia Merdeka” (1995), mereka aktif dan bahkan terlibat dalam bisnis rokok internasional.

Kemudian, pada April 1970, Djajadi Djaja bersama rekannya mendirikan Sanmaru Food Manufacturing, yang kemudian pada tahun 1972 mulai memproduksi mie instan dengan merek Indomie, singkatan dari Indonesia Mie. Pabrik ini didirikan bersama Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma, yang kemudian dikenal sebagai Jangkar Jati Group.

Sebelum Djajadi, Liem Sioe Liong atau Sudono Salim, yang berbisnis di industri tepung terigu, juga terlibat dalam bisnis mie instan. Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam buku “Liem Sioe Liong dan Salim Group” (2016:301), Liem awalnya memproduksi mie instan dengan merek Sarimie dan Supermie melalui PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya sejak tahun 1968. Namun kemudian, Liem bergabung dengan Djajadi untuk memproduksi Indomie.

Liem dan Djajadi kemudian mendirikan PT Indofood Eterna pada tahun 1984, sebuah perusahaan patungan yang dipimpin oleh Hendy Rusli. Tak lama setelah Indomie dan Sarimie bersatu, Supermie juga bergabung dalam jajaran produk mereka.

Keberhasilan bisnis Liem Sioe Liong membuat produk-produk tersebut menjadi sangat populer di pasar Indonesia. Produk-produk mie instan yang terinspirasi dari Jepang muncul di saat yang tepat.

Namun, pada tahun 1993, perusahaan Djajadi menghadapi masalah keuangan yang berakibat pada putusnya hubungan dengan Grup Salim dan pemecatan Djajadi dari Indofood.

Dengan singkatnya, Djajadi kemudian melanjutkan bisnis mie instan di bawah naungan PT Jakarana Tama. Perusahaan ini dikenal dengan merek Mie Gaga, Mie “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat.

Saat ini, Djajadi menjabat sebagai Komisaris di PT Wicaksana Overseas International Tbk (DKSH).

Pos terkait