2 Pemicu Praktik Pernikahan Dini, Salah Satunya Minim Edukasi

Pernikahan dini
Forum Generasi Berencana Kabupaten Wonosobo (Forum GenRe Wonosobo) menyebut 2 dari sebagian pemicu praktik pernikahan dini

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Forum Generasi Berencana Kabupaten Wonosobo (Forum GenRe Wonosobo) menyebut 2 dari sebagian pemicu praktik pernikahan dini merupakan kehamilan di luar nikah ataupun married by accident (MBA) serta minimnya edukasi yang diberikan.

Kendati jumlah praktik pernikahan dini di Wonosobo dilaporkan menyusut ekstrem, praktik pernikahan dini ataupun pernikahan anak di salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah ini jadi salah satu perihal yang harus diatasi.

Bacaan Lainnya

Praktik pernikahan dini masih jadi permasalahan serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Wonosobo. praktik pernikahan dini ini bisa bawa akibat negatif untuk orang dan berakibat pada kemajuan sosial serta ekonomi sesuatu daerah.

Menurut informasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada tahun 2020, persentase anak yang menikah di dasar usia menggapai 11,2%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menampilkan kalau jumlah perkawinan umur anak di bawah 19 tahun menggapai dekat 7% dari total perkawinan yang terjadi di segala Indonesia pada tahun 2020 (BPS, 2020).

Sedangkan di Kabupaten Wonosobo, angka praktik pernikahan dini dari tahun ke tahun senantiasa hadapi penyusutan. Tercatat pada tahun 2018 ada 2.109 permasalahan pernikahan di bawah umur 19 tahun alias praktik pernikahan dini. Pada tahun 2019 menyusut jadi terdapat 2.018 pernikahan, tahun 2020 terdapat 968 pernikahan serta tahun 2021 kembali menyusut signifikan jadi 479 pernikahan.

Tetapi, praktik pernikahan dini tetaplah ancaman mengingat banyaknya permasalahan pernikahan dini yang terdapat di Wonosobo ini yang diakibatkan oleh married by accident (MBA) faktor pendidikan. Bimbingan serta kampanye mengenai pernikahan dini terhadap seluruh susunan warga wajib terus digaungkan.

Akibat dari Praktik Pernikahan Dini

Pernikahan dini membatasi proses pertumbuhan diri seorang. Salah satu akibat yang terlihat pada pernikahan dini merupakan terputusnya akses pembelajaran. Seorang yang menikah pada umur sangat muda, hendak cenderung terpaksa meninggalkan sekolah ataupun pembelajaran formalnya buat mengurus rumah tangga yang jadi tanggung jawab baru mereka.

Dampaknya mereka akan kehabisan peluang buat meningkatkan diri lewat pengembangan ketrampilan serta pengetahuan yang diperlukan buat menggapai kesuksesan di masa depan. Pada kesimpulannya keterbatasan pembelajaran akan berdampak pada terhambatnya akses buat memperoleh pekerjaan yang lebih baik dengan pemasukan yang lebih layak.

Kemiskinan pula jadi ancaman sungguh-sungguh akibat pernikahan dini. Tanpa pembelajaran yang mencukupi, peluang buat mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan besar jadi sangat terbatas.

Pasangan yang menikah pada umur yang sangat muda kerap kali belum siap secara finansial buat mengalami tanggung jawab pernikahan serta keluarga. Mereka bisa jadi tidak mempunyai pekerjaan yang normal ataupun sumber pemasukan yang lumayan, yang berkontribusi pada kemiskinan serta keterbatasan ekonomi dalam jangka panjang.

Tidak hanya itu, praktik pernikahan dini pula berakibat negatif pada kesehatan generasi mendatang. Salah satu akibat kesehatan yang kerap terjalin merupakan anak stunting. Anak yang lahir dari ibu yang menikah pada umur yang sangat muda mempunyai resiko yang lebih besar buat hadapi perkembangan yang terhambat serta kekurangan gizi.

Pernikahan dini kerap kali berarti kalau bunda belum matang secara raga serta mental buat melahirkan serta menjaga anak dengan baik. Minimnya akses terhadap perawatan kesehatan yang mencukupi pula bisa berkontribusi pada permasalahan kesehatan anak stunting.

Praktik pernikahan dini pula bisa mempunyai akibat sosial yang luas. Misalnya, perkawinan dini bisa menimbulkan kenaikan angka perceraian, kemiskinan, serta ketidaksetaraan gender dalam warga.

Apa yang Menimbulkan Praktik Pernikahan Dini Masih Besar?

praktik pernikahan dini ataupun pula disebut dengan pernikahan anak ialah sesuatu wujud perkawinan yang dicoba oleh orang yang masih berumur di dasar 18 tahun. Fenomena ini kerap kali terjalin pada negara-negara berkembang semacam Indonesia, India, Bangladesh, serta sebagian negeri Afrika yang lain. Pada biasanya, pernikahan dini terjalin sebab terdapatnya aspek sosial serta ekonomi keluarga dan budaya patriark i(UNICEF, 2021).

Pernikahan dini ataupun perkawinan anak umumnya diakibatkan oleh sebagian aspek. Munjulury & Shankar dalam artikelnya yang bertajuk “Child Marriage: A Global Issue with Local Impact” mengatakan kalau pernikahan dini dapat diakibatkan oleh aspek ekonomi, budaya, kehamilan di luar nikah ataupun married by accident (MBA), dan terdapatnya tekanan sosial dari warga. Aspek lain semacam ekonomi sampai budaya ikut jadi pemicu dari masih banyaknya praktik pernikahan dini.

Pos terkait