Pekerjakan Disabilitas, Sheila Desainer Purbalingga Karyanya Tampil di Paris Fashion Week 2022

IMG 20220309 WA0024

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Kembali mendapat angin segar setelah pandemi Covid-19 sempat menghentikan karya-karya desainer asal Kabupaten Purbalingga Sheila Aghata Wijaya tampil di ajang bergengsi Paris Fashion Week. Karya-karya Sheila Aghata Wijaya yang hampir keseluruhannya dikerjakan oleh penjahit-penjahit disabilitas ini kembali tampil mengharumkan negara Indonesia di mata dunia pada Paris Fashion Week 2022.

“Tahun ini kami mulai lagi setelah diseleksi oleh KBRI di Paris dan Kemendag. Kami mendapatkan support dari KBRi dan Kemendag di tahun ini untuk mewakili Indonesia,” ungkap Sheila Aghata Wijaya kepada Mercusuar.co dalam wawancara tertulisnya melalu whatsapp, Rabu (9/3/2022). 

Shela menjelaskan keikutsertaannya dalam pentas busana bergengsi pada Paris Fashion Week telah dilakukannya sejak 2017, karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara, maka dengan sendirinya kegiatan tersebut berhenti sementara.

“Untuk pameran di Paris kita sudah mengikuti sejak 2017, tapi berhenti sewaktu pandemi. Untuk tahun ini kami kembali lolos seleksi untuk tampil di Fashion Week 2022,” jelasnya.

Namun untuk tahun ini, karena banyaknya kesibukan, maka Sheila Aghata Wija maupun suaminya Sean Loh tidak bisa menghadiri Paris Fashion Week 2022 yang digelar di Palais Brongniat, Paris yang dimulai 28 Februari – 8 Maret 2022 lalu. 

“Untuk keberangkatan kita kali ini hanya koleksi kita yang di Paris, kita masih di Indonesia saja. Koleksi yang ditampilkan adalah koleksi  busana musim dingin, yaitu Fall/Winter 2022,” tuturnya.

Diketahui Sheila Agatha Wijaya, merupakan desainer muda berbakat kelahiran Purbalingga 30 tahun silam yang sudah mengantongi penghargaan tingkat dunia. Menggunakan brand Sean – Sheila  pada 2013 meraih Harpers Bazaar New Generation Fashion Designer Award di Bangkok, Thailand. Tahun 2014 mendapat penghargaan Mercedes-Benz Fashion Week di Australia, dan juga The Best Emerging Designer of the Year dari Elle Award di tahun yang sama. Pada tahun 2019 bersama Generasi Keempat Indonesia Fashion Forward yang didukung British Council tampil di Jakarta Fashion Week 2019.

Dalam kaitannya untuk mengaplikasikan semua rancangan busananya, Sheila justru memilih anak-anak muda berkebutuhan khusus (difabel) untuk menggarap karya-karyanya. Mereka sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Luar Biasa Negeri  (SLBN) Purbalingga. Sebelumnya, Sheila pun harus belajar bahasa isyarat untuk kelancaran komunikasi dan mengajari para pekerjanya.

“Sekarang masih ada 7 anak yang bekerja,” jelasnya.

Tentunya Sheila punya alasan yang jelas ketika memilih tenaga kerja dari anak-anak berkebutuhan khususn ini. Karena sempitnya lapangan pekerjaan bagi penyandang difabilitas dan minimnya tenaga kerja normal yang bisa diajak bekerja menjahit di tempatnya berkarya, maka pilihan tepatnya adalah mengajak anak-anak difabel yang memliki ketrampilan menjahit.

“Di Purbalingga ini rata-rat perempuan bekerja di pabrik wig dan bulu mata, sedang kesempatan lapangan kerja buat anak-anak ini sedikit. Itu karena faktor komunikasi yang memang sulit,” katanya.

Sheila mengakui, para difabel ternyata cepat dan cekatan dalam bekerja. Mereka disamping penurut, juga mampu menyerap ilmu dan instruksi yang diberikan Sheila dengan baik. Terbukti hasil dari pekerjaanya menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan berkelas dunia. Atas kontribusi Sheila dalam keperduliannya mempekerjakan anak-anak difabel di kota kelahirannya, Pemerintah Kabupaten Purbalingga memberikan apresiasi. Bupati  Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi memberikan penghargaan sebagai The Best Inclusive Employer pada peringatan Hari Disabilitas Internasional Tingkat Kabupaten Purbalingga 2018. (mir)

Pos terkait