Habibillah Buka Pintu Hari Sabtu

Habibillah Buka Pintu Hari Sabtu
Habibillah Buka Pintu Hari Sabtu

MERCUSUAR.CO, Wonosobo -Mendengar keluhan masyarakat memang menjadi tugas utama anggota dewan. Hal itu dilakukan Habibillah anggota legislatif dari PKB. Lewat pendekatan konstituen yang berbeda dengan caleg lain, ia kembali mendapat mandat kali kedua menjadi anggota dewan dengan perolehan 4.800 suara untuk dapil Sapuran-Kepil.

Sempat menekuni kerasnya bisnis perkayuan selama 13 tahun, putra seorang guru dan pedagang yang sederhana dan apa adanya ini, memberanikan diri terjun ke dunia politik.

Bacaan Lainnya

Berangkat dari keprihatinan mendengar keluhan masyarakat yang tak kunjung mendapat perhatian para anggota dewan, Habibillah memutuskan terjun ke dunia politik pada tahun 2019. Selain itu, keputusannya mencalonkan diri menjadi anggota legislatif karena mendapat mandat dari rekan-rekan aktivis di Kepil untuk meneruskan cita-cita agar kader NU berkiprah di semua partai.

Sebagai kader NU, gaya politiknya terinspirasi sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Terbukti lewat kesederhanaannya, Habibillah kerap melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke daerah pemilihan seorang diri di sela jam kerja. Menurutnya, dengan melakukan sidak, ia menjadi lebih tahu apa yang menjadi keresahan masyarakat.

Menjadi anggota legislatif bukanlah tugas yang mudah. Selama menjabat, dirinya banyak mencatat usulan dari masyarakat khususnya di dapilnya. Dengan adanya usulan dari berbagai lapisan masyarakat, dirinya mencetuskan sebuah ide sekaligus menjadi program andalan hingga sekarang.

Program kerja yang bisa dibilang unik tadi cukup efektif menjawab semua usulan masyarakat. Ia memiliki program open house setiap hari Sabtu untuk menampung keluhan semua lapisan masyarakat. Masyarakat juga menyambut baik adanya program tersebut.

Masyarakat yang datang membawa keluhan masing-masing. Dari kalangan petani dan pedagang, yang mengeluhkan tingginya harga pupuk dan bahan pokok, hingga sesama anggota dewan yang penasaran ingin membuktikan benar tidaknya program yang dilakukan Habibillah.

Program open house ini juga tidak selamanya mulus dijalankan. Tidak sedikit juga anggota parlemen lain mencibir adanya program tersebut. Bahkan yang memberi cibiran ini justru sesama anggota dewan yang telah lama menjabat. Mereka menganggap Habibilah terlalu “rajin”. Padahal itu menjadi tugas utama seorang anggota dewan untuk mendengar keluhan masyarakat.

Dengan adanya cibiran tersebut, dirinya mengatakan “Saya siap memberikan dan memperjuangkan suara rakyat selama saya menjabat”.

Dirinya menjabat di Komisi D yang berfokus pada Pendidikan, Sosial, dan Budaya. Di posisi tersebut dirinya juga memiliki tujuan memperbaiki tingkat pendidikan masyarakat Wonosobo terutama di wilayah Kecamatan Sapuran dan Kepil. Sudah menjadi rahasia umum jika Wonosobo mendapat predikat sebagai Kabupaten termiskin kedua se-Jawa Tengah.

Menutup perbincangan dengan tim Mercusuar, Habibillah mengatakan model pendekatan yang ia lakukan sebagai pembuktian bahwa dunia politik apabila dikemas lewat pendekatan lebih friendly setidaknya bisa menepis anggapan jika politik itu menakutkan.(ASQ)

Pos terkait