Keren! 384 Perangkat Desa Resmi Raih Gelar Sarjana

perangkat desa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat hadir wisuda RPL Desa perangkat desa di UNY Yogyakarta, Minggu (17/09/2023).

MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Sebanyak 348 perangkat desa asal Kabupaten Bojonegoro, berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana lewat jalur Pembelajaran Lampau Desa atau Recognition of Prior Learning (RPL Desa) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

RPL Desa merupakan program yang digagas Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk meningkatkan kualitas SDM desa.

Bacaan Lainnya

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjelaskan proses rekrutmen hingga pelaksanaannya dijalankan secara sistematis, salah satunya dengan dipilihnya Perguruan Tinggi Negeri dengan kualifikasi yang tepat.

“Program ini juga sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sangat peduli pembangunan desa yang tentu harus diawali dengan peningkatan SDM,” jelasnya saat hadir wisuda RPL Desa di UNY Yogyakarta, Minggu (17/09/2023).

Selain itu, lanjutnya proses akademik RPL Desa telah melalui kendali mutu ketat agar kualitas nya tak kalah dengan sarjana reguler lainnya. Hanya saja pola pembelajaran yang membedakan.

“Kalau reguler dimulai dari teori kemudian praktik sedang program ini praktik dikonversi menjadi teori. Sehingga outputnya sama, tidak ada perbedaan apapun dari sisi output antara pendekatan RPL Desa dengan reguler,” lanjutnya

Pada angkatan pertama total ada 966 perangkat desa yang mengikuti program RPL Desa. Dari 966 orang itu ada 384 sarjana telah diwisuda hari ini di UNY, sedangkan sisanya menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya dan akan diwisuda pada 18 September 2023.

Sementara itu Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah yang juga hadir acara wisuda itu menjelaskan, pihaknya telah mengucurkan dana miliyaran rupiah untuk program beasiswa ini. Hal itu semata-mata untuk pembangunan daerah yang dimulai dari peningkatan SDM.

“Ini tidak besar dibandingkan keuntunganya, investasi SDM ini kecil, investasi SDM itu mahal benefitnya akan berimpact-imfact pada yang lain,” kata Anna.

Pos terkait