Desa Wisata Kumejing Wadaslintang

kumejing wds
kumejing wonosobo

Mercusuar.co, Wonosobo – Desa Kumejing memiliki luas wilayah sebesar 107,97 ha, dan berbatasan dengan Desa Lancar di sisi Utara, Waduk Wadaslintang di sisi timur, serta Kabupaten Kebumen di sisi selatan dan barat. Secara umum, permukiman penduduk berlokasi di lereng bukit yang berkontur miring/landai. Desa Kumejing terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Kedungbulu, Dusun Kiringan, Dusun Brondong, dan Dusun Rejosari. Penggunaan lahan di Desa Kumejing antara lain sebagai sawah, hutan negara, waduk, penghijauan, tegalan, dan permukiman. Desa Kumejing memiliki jumlah penduduk sebanyak 3013 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 938 KK, yang tersebar di 4 dusun dan 18 RT.

Akses menuju ke Desa Kumejing tersedia dalam dua alternatif, yaitu melalui jalur darat dan jalur air. Sejak tahun 2016, jalan penghubung Desa Kumejing dengan desa sekitarnya tidak dalam kondisi baik, sehingga orang sering menggunakan alternatif jalur air. Untuk menuju Desa Kumejing menggunakan jalur air, maka harus mengendarai perahu menyeberang Waduk Wadaslintang. Dari kota kecamatan Wadaslintang, perahu bisa diakses dari dermaga Tritis dan Kalibening yang hanya berlaku di musim hujan, sebab saat kemarau air waduk surut dan perahu tidak bisa bersandar. Jika penumpang penuh, ongkos perahu menuju desa dipatok sebesar Rp 7000/orang.

Desa Kumejing merupakan desa yang memiliki potensi hasil perkebunan yang cukup beragam, seperti kelapa, pisang, singkong, kopi, rumput gajah untuk pakan ternak. Pohon kelapa banyak ditemukan di area permukiman warga. Sementara untuk hasil hutan kayu albasia, mahoni, kayu jati, getah pinus, karet dan jenitri sebagai bahan untuk pembuatan tasbih dan cukup mahal harganya dengan kualitas ekspor. Untuk perikanan, masyarakat memanfaatkan waduk sebagai karamba untuk memelihara ikan, walaupun sekarang sudah dibatasi untuk pemanfaatannya karena dikhawatirkan akan merusak ekosistem yang ada di Waduk Wadaslintang. Sehingga untuk produksi perikanan dikembangkan dengan kolam-kolam di pekarangan warga. Pada saat musim kemarau, area Waduk Wadaslintang mengalami penurunan muka air tanah. Tanah yang nampak saat surut ini dikenal sebagai tanah surudan, dan dimanfaatkan warga untuk perkebunan kacang tanah, kacang hijau, jagung dan sayuran seperti kangkung.

Untuk produksi olahan makanan, Desa Kumejing memiliki produk makanan khas berupa bucu pendem, pepes ikan, sate, kripik singkong, kripik pisang, oyek, klanting. Sedangkan untuk industri yang dihasilkan dari olahan perkebunan antara lain sapu, keset, gelang dan kalung. Adat dan budaya di Desa Kumejing sangat kental dengan keagamaan dan budaya. Budaya yang berkembang di Desa Kumejing antara lain Suluk, Merti Desa, dan Baritan.

Potensi wisata yang dimiliki Desa Kumejing cukup banyak untuk dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Wisata potensial di Desa Kumejing di antaranya adalah dermaga Kumejing, Bukit Cinta, Area Camping, dan Curug Bandung. Karena masih potensial, beberapa obyek wisata tersebut belum sepenuhnya diakses oleh sarana dan prasarana pendukung, seperti jalan, warung, kamar mandi, dan tempat istirahat.

Pos terkait