Promosi Doktor Manajemen Kependidikan, Disertasi Sri Sulistyaningsih: Kitab Sasangka Jati Sumber Nilai-Nilai Moral dan Etika

IMG 20230322 WA0021

Mercusuar.co, Semarang – Kitab Sasangka Jati merupakan sumber nilai-nilai moral dan etika atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai tersebut menekankan pada aspek-aspek spiritual dan emosional. Ia membangun watak utama yang disebut Hasta Sila, yaitu Tri Sila (sadar, percaya, dan taat kepada Tuhan), di mana merupakan aspek spiritual dan Panca Watak Utama (rela, nerima, jujur, sabar, dan budi luhur) yang merupakan aspek emosional.

Hal itu tersebut dikemukakan Dr Sri Sulistyaningsih MM, ketika mempertahankan disertasinya pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Manajemen Kependidikan di Gedung B Ruang 106, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Selasa (21/3/2023) kemarin.

Bacaan Lainnya

Disertasi Sri berjudul “Peran dan Kontribusi Organisasi Kejiwaan Pangestu dalam Proses Internalisasi Nilai-Nilai Moral dan Etika yang Bersumber dari Kitab Sasangka Jati Guna Mendukung Penguatan Pendidikan Karakter Generasi Muda di Indonesia.”

Bertindak sebagai promotor Prof Dr Tri Joko Raharjo MPd, kopromotor Prof Dr Ir agus Hermanto MM, dan anggota promotor Dr Titi Prihatin MPd, di mana sekaligus sebagai anggota penguji. Sedangkan Prof Dr S Martono MSi ketua penguji, Prof Dr Agus Nuryatin Mhum sekretaris penguji, sementara anggota penguji yang lain adalah Prof Dr Eko Handoyo MSi, Prof Dr Dedi Purwana ES Mbus, dan Prof Dr Suwito Eko Pramono MPd.

Sri Sulistyaningsih mengatakan, Kitab Sasangka Jati yang menjadi pedoman bagi organisasi kejiwaan Pangestu, yang memuat nilai-nilai moral dan etika perlu diketahui generasi berikutnya, karena sangat berguna untuk perkembangan jiwa, mental, dan karakter anak-anak bangsa. Nilai-nilai tersebut akan berimplikasi pada penguatan karakter masyarakat atau sebagai pembangun karakter bangsa.

“Nilai-nilai tersebut merupakan warisan kearifan lokal bangsa Indonesia, karena diturunkan di bumi pertiwi melalui R Soenarto Mertowardojo sebagai Paranpara Pangestu. Ia bersifat multikultural bahkan universal dan memiliki benang merah yang sangat mengakar terhadap peradaban dan kebudayaan Nusantara,” katanya seraya menambahkan, Pangestu merupakan jalur pendidikan nonformal sebagai pengganti, penambah, pelengkap pendidikan formal, mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Sri berpendapat, materi nilai-nilai moral dan etika atau budi pekerti luhur yang bersumber dari Kitab Sasangka Jati direferensikan dapat diinternalisasikan pada semua jenjang jalur pendidikan formal, mulai dari PAUD, pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi. Ia dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui pemberdayaan, pembudayaan, keteladanan, serta penguatan. Pengintegrasian bisa di semua bidang studi atau pemaduan kegiatan di dalam kelas, sebagai mata pelajaran tersendiri, atau diintegrasikan di luar pengajaran model gabungan dalam kegiatan luar kelas dan luar sekolah.

“Selain itu bisa pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan esktrakurikuler, dengan pelibatan warga sekolah secara serempak, keluarga dan masyarakat, guna memperkuat karakter peserta didik, sekaligus sebagai upaya untuk memenuhi muatan kurikulum,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Dewan Pertimbangan Unnes Prof Dr Ir Sri Puryono Karto Soedarmo MP, Guru Besar Ilmu Sastra Unnes Prof Dr RM Teguh Supriyanto MHum, Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie, suami, anak, keluarga besar, kerabat, dan para sahabat Sri Sulistyaningsih.(dj)

Pos terkait