Jaga Stabilitas Harga, Asosiasi Pinsar Petelur Nasional dan Koperasi PPN Soloraya Bagikan 100 Ton Jagung Bersubsidi

IMG 20230316 WA0030

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Harga jagung yang melambung tinggi menjadikan peternak dan petelur yang ada di Solo Raya banyak yang kelimpungan. Dampaknya biaya produksi semakin besar, sementara harga telor di pasaran harganya masih normal.

Hal inilah yang melandasi Asosiasi Pinsar Petelor Nasional (PPN) Solo Raya membagikan jagung bersubsidi kepada petani dan peternak agar mampu tetap berproduksi. Salah satunya yang ada di Karanganyar, Asosiasi PPN dan Koperasi PPN bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, membagikan 100 ton jagung bersubsidi secara langsung.

“Akhir-akhir ini harga jagung melambung cukup tinggi mencapai Rp 5900 di level peternak. Sehingga hal ini berdampak kepada biaya produksi yang meningkat. Seiring dengan hal tersebut peternak harus menjaga harga jual produknya berupa telur agar tetap terjangkau oleh masyarakat,” kata Ketua Koperasi Pinsar Petelur Nasional (PPN) Soloraya, Zainudin usai pemberian secara simbolis jagung di Kantor Setda Karanganyar, Kamis (16/03/2023).

Lebih lanjut Zainudin mengungkapkan, perlu adanya sinergitas antara asosiasi, koperasi, pemerintah daerah dan pelaku ternak untuk saling bahu membahu mewujudkan kecukupan suplay dengan harga yang stabil. “Mudah-mudahan kegiatan hari ini bermanfaat bagi para peternak rakyat agar lebih maju lagi,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Wariyanto menambahkan, upaya stabilisasi harga ini sudah diinisiasi oleh Bapak Pangan Nasional, yang tujuannya untuk meringankan beban para peternak rakyat. “Adanya subsidi jagung sebesar 500 rupiah per kilogram, saya kira sudah cukup meringankan beban peternak,” katanya.

Saat ini harga telor di pasar sudah di angka Rp 27.000 , sementara harga daging ayam berada di Rp 33.000 per kilogram. Jelang ramadhan dan Idul Fitri nanti, pemerintah berharap tidak ada lonjakan yang mengejutkan.

“Sebentar lagi memasuki bulan puasa, dan disusul Idul Fitri, mudah-mudahan tidak menimbulkan kenaikan harga pada konsumen. Tidak adanya inflasi yang tinggi diharapkan peternak dapat terus meningkatkan hasil unggasnya,” pungkas Agus. (rjl)

Pos terkait