Mercusuar.co, Purbalinga – Sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT Sang Pencipta alam semesta yang telah meridloi lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), sekaligus menjaganya, dan ungkapan terimaksih kepada Hadratussyaih Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), serta para Ulama dan warga Nahdliyin yang telah berhitmat dalam NU hingga berusia satu abad. Maka pada peringatan Satu Abad NU tingkat Kabupaten Purbalingga disajikan 100 Tumpeng.
“Dalam pemahaman warga Nahdliyin, tumpeng merupakan bagian dari budaya yang telah lama turun temurun dijadikan sebagai sesaji, sajian makan saat Warga Nahdliyyin melaksanakan syukuran,” ungkap kordinator pengadaan tumpeng Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama tingkat Kabupaten Purbalingga, Artanti Laili Zulaeha kepada Mercusuar.co, Senin, (6/2/2023).

Artanti menjelaskan, ungkapan rasa syukur yang dimaksud adalah mensyukuri akan karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada hambanya, sehingga perlu diwujudkan rasa syukur tersebut dengan cara berbagi. Salahsatunya berbagai makanan kepada orang lain.
“Rasa syukur karena telah bertambah usia, keberhasilan atau apapun yang layak disyukuri. Termasuk kesehatan, atau mengejang hajatan, menjelang panen dan sebagainya. Hal ini juga menjadi materi yang diagendakan pada peringatan satu abad NU di kabupaten Purbalingga,” jelasnya.

Menurut Artanti, Tumpeng juga memiliki filosofi kebinekaan, kebersatuan, dan juga kebersamaan. “Hal itu terlihat dari bentuk tumpeng yang dihiasi dengan berbagai macam menu yang beragam disekelilingnya dengan makna filosofis bahwa manusia hidup di tengah-tengah perbedaan yang merupakan sebuah sunnatullah,” ujarnya.
Sebagaimana dengan tersajinya 100 tumpeng pada peringatan harlah Satu Abad NU tingkat Kabupaten Purbalingga, Artanti Laili Zulaiha kembali menjelaskan, sajian 100 tumpeng sebagai simbol warga NU telah berkhidmat kepada agama, bangsa dan negara selama 100 tahun.
Adapun tehniknya, pengumpulan tumpeng-tumpeng tersebut merupakan sumbangsih dari Nahdliyyin di tingkat MWC NU. Masing-masing MWC menyajikan 6 porsi tumpeng. “Tumpeng-tumpeng tersebut sumbangan dari 18 MWC, masing-masing MWC menyediakan 6 tumpeng. Jadi ada 108 tumpeng,” terangnya.
Artanti menambahkan, dalam perjalanannya, NU yang lahir pada tahun 1926 hingga kini telah menjadi ormas yang senantiasa memberikan kontribusi, manfaat terhadap bangsa dan negara. Utamanya menjaga toleransi, kebersamaan, kerukunan dari perbedaan. NU dan Banomnya beserta kepengurusannya tidak hanya berkhidmah dalam bidang keagamaan, tetapi berkhidmah dalam bidang sosial, seni, budaya, ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya.

“Dengan program-program yang dimiliki menjadikan warga NU mampu memberikan kontribusi terhadap semangat nasionalisme. NU berperan penting dalam menjaga NKRI, keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara, serta mengedukasi masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai agama,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, peringatan harlah satu Abad NU tingkat Kabupaten Purbalingga yang dipusatkan di alun-alun, Minggu (5/2)203) menyajikan 100 tumpeng untuk disantap bersama-sama seluruh Nahdliyyin yang menghadiri acara tersebut.
Selain sajian tumpeng, acara tersebut dimeriahkan dengan berbagai acara kesenian dan kebudayaan, diantaranya penampilan tari Sufi dari Bukateja, penampilan 100 rebana oleh santri dari sejumlah pondok pesantren di kabupaten Purbalingga.
Terahir seluruh warga Nahdliyin berebut 3 gunungan hasil bumi yang berisi ubi-ubian, kelapa, sayuran, dan buah nanas yang sebelumnya diarak dari GOR Goentoer Dardjono dalam format Kirab Tradisi dan Kebudayaan Nusantara.(Angga)