Mercusuar.co, Purbalingga – Hampir 5 ribu anak dari seluruh siswa -siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Rouddhlotul Atfal (RA) di Kabupaten Purbalingga melantunkan Salawat Nariyah, di Alun-alkun Purbalingga, Minggu, (5)2)2023). Kegiatan pembacaan shalawat Nariah bersama tersebut menjadi pembuka acara pagelaran Kebudayaan Nusantara dalam rangka peringatan Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) tingkat Kabupaten Purbalingga.
Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Purbalingga Ahmad Muhdzir mengatakan, pembacaan shalawat Nariah tersebut selain dalam rangka memperingati Harlah 1 Abad NU, bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Dalam kesempatan tersebut Ahmad Muhdzir yang juga menjabat sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Temanggung memberikan apresiasi terhadap pembacaan shalawat Nariah yang dilakukan secara hitmat. Karena di situ namapak generasi muda terus menggeliat menjaga tradisi NU, dan juga bersemangat menjaga keutuhan NKRI.
“Peringatan satu abad NU khususnya di Purbalingga merupakan hari yang bersejarah. Mungkin saja generasi sekarang tidak akan merayakan peringatan Harlah NU abad kedua,” katanya.

Menurut Ahmad Muhdzir, kegiatan kali ini harus dimaknai, disyukuri sebagai anugerah dari Allah SWT dan harus terus memberikan manfaat serta kontribusi untuk bangsa negara.
Dia menambahkan, wujud rasa syukur warga NU sebagai salah satunya organisasi massa keagamaan terbesar di Indonesia ini merayakan hadirnya Satu Abad NU yang diperingati oleh warga NU di dunia.
Diketahui, Harlah satu abad NU di Purbalingga dihadiri oleh puluhan ribu warga NU Purbalingga yang teridiidari Pengurus dan anggota NU, Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor dan Banser, guru dan peserta didik di bawah naungan LP Ma’arif NU, beserta lembaga-lembaga lain di dalam NU.
“Hampir 20 ribu lebih yang hadir. Mereka mengikuti pawai yang dimulai dari GOR Goentoer Darjono dan finish di Alun-alun Purbalingga,” lanjutnya.
Diketahui, peringatan harlah satu Abad NU tingkat kabupaten Purbalingga dipusatkan di alun-alun Kabupaten Purbalingga tersebut dimeriahkan dengan berbagai acara, diantaranya penampilan tari Sufi dari Bukateja, penampilan 100 rebana oleh santri dari sejumlah pondok pesantren di kabupaten Purbalingga, sajian 100 tumpeng persembahan dari MWC NU, dan 3 gunungan hasil bumi yang berisi ubi-ubian, kelapa, sayuran, dan buah nanas, serta paduan suara oleh 30 wanita anggota Fatayat NU.

Pada ahir acara warga Nahdliyyin yang hadir semuanya diberi kesempatan untuk melakukan berebut gunungan sebagai penutup acara. Selanjutnya masing-masing perwakilan dari 18 MWC NU makan bersama tumpeng-tumpeng yang sudah disajikan.(Angga)