Road To Festival Jawara Satria 2022, Kolaborasi Seniman, UMKM Subang dan Banyumas

IMG 20221030 WA0094

Mercusuar.co, Banyumas – Melanjutkan aktivitas kesenian budaya yang sudah di buka pada hari Selasa (19/10/22) berupa Sarasehan Budaya tentang Tari Lengger dan Rabu (20/10/22) berupa penampilan seni dan budaya Kolaborasi antara Subang dan Banyumas, maka pada hari ini Sabtu (29/10/22) dalam nuansa semangat hari Sumpah Pemuda, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Desa Gerduren Kecamatan Purwojati Banyumas Jawa Tengah, menerima undangan, hadir dan menampilkan seniman Desa Gerduren ke Bukit Dewi Manggung guna menampilkan serta mengkolaborasikan seni budaya Jawa Tengah dengan Jawa Barat.

Rangkaian ke 2 menuju Festival Jawara Satria 2022, berlangsung meriah, di Bukit Dewi Manggung Subang Selatan melakukan aktivitas seni dan budaya berupa penampilan dari Siswa SD, SMP, dan SMA Tanjungsiang, serta Penari Lengger Desa Gerduren dari para Mahasiswa UNSOED dan Muhammadiyah Banyumas.

Bacaan Lainnya


“Kami Banyumas tepatnya Desa Gerduren, hari ini mendapat penghargaan dan nilai yang luar biasa dalam kolaborasi Culture and food dengan Subang Selatan tepatnya yang dilakukan di Wisata Desa Bukit Dewi Manggung (selanjutnya disingkat BuDeMang) yang dipimpin oleh Teges Ratna Ayu Ningrum 25 tahun. Acara kolaborasi ini telah menimbulkan kerjasama di masa mendatang yang bisa menguntungkan kedua belah pihak dalam bidang Pariwisata,” ujar Bambang Suharsono, Kades Gerduren.


“Kami menggunakan dana Desa untuk membina seni tradisional lengger yang khas Banyumas, harapannya dari pemerintah ada suatu skema, kebijakan, dana yang bisa mensuport kuat bagi Seni dan Budaya yang menunjukkan bentuk wujud karakteristik suatu daerah baik Subang dan Banyumas,” jelasnya.

“Desa Gerduren kecamatan Purwojati Banyumas, untuk memeriahkan perhelatan di BuDeMang ini, menampilkan Tarian Tradisional Lengger Banyumasan dan Tarian kreasi Banyumasan yang dinamakan Gemes. Yang menarik lainnya, penampilan Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Banyumas bernama Timbang Apit Afifah 21 tahun yaitu membacakan Puisi berbahasa Jawa berupa karya tulis sastra dinamakan Gerduritan karya Kades Gerduren,” jelas Eko Katamto (44) Ketua Desa Wisata Nusantara Banyumas.


Eko memuji Pagelaran kolosal seni Lengser khas Jawa Barat yang diperankan 100 putra putri siswa sekolah mulai SD, Madrasah, hingga SMA Subang ini sebagai simbol regenerasi untuk melestarikan budaya lokal sebagai kekayaan budaya nasional,

“Luar biasa animo generasi millennial warga Tanjungsiang Subang akan kesenian, kami saat di BuDeMang melihat dengan sambutan tarian Lengser Subang merasa benar benar sebagai Tamu Agung, kami tambah yakin Seni Budaya bisa membantu menghidupkan pariwisata di Indonesia di mata dunia”.

Eko dengan bangga mengatakan, “melanjutkan pembukaan acara di Desa Gerduren tgl 20 September yang lalu, allhamdulillah kita berkomitmen berlanjut hari ini Sabtu 29 Oktober di Subang, dimana Kolaborasi Seni Budaya Jawara Satria mementaskan tari Ronggeng Subang yang sungguh atraktif dan dinamis dengan gerakan menunjukkan Jawara nya jawa Barat dan tarian lengger Banyumas sebagai warisan budaya yang terdaftar UNESCO, telah di racik apik oleh para jajaran kesenian di BuDeMang Desa Rancamanggung Kecamatan Tanjungsiang Subang Selatan. Ini membuat kami bersemangat untuk menyiapkan Puncak Acara Kolaborasi Seni Budaya antara Subang dan Banyumas di tanggal 10 November mendatang”.
IMG 20221030 WA0095

“Transformasi budaya kepada generasi milenial ini dapat mengimbangi ancaman serbuan budaya asing yang semakin kuat,” ungkap Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI, Guntur Subagja Mahardika yang hadir di Desa Wisata Bukit Dewi Manggung, Kecamatan Tanjungsiang, Sabtu (29/10/2022).


Guntur mengingatkan budaya bukan hanya kesenian, tapi berbagai aspek kehidupan masyarakat meliputi sosial, ekonomi, dan nasionalisme atau kebangsaan. “Lengser milenial sebagai simbol bahwa generasi muda beradaptasi dengan perkembangan jaman tanpa menghilangkan akar budaya yang menjadi kearifan lokal,” papar Guntur yang juga pembina Insan Pariwisata Indonesia (IPI).


Salah satu adaptasi dalam transformasi budaya adalah mengemas seni budaya lokal melalui digital dan mengoptimalkan media sosial. “Seni budaya dan kearifan lokal kita lestarikan dan videokan, lanjut viralkan,” jelasnya.


Pengembangan desa wisata dapat menjadi solusi untuk melahirkan lapangan kerja baru. Dari desa wisata banyak melahirkan ekonomi kreatif baru. “Pariwisata adalah gerbang ekonomi kerakyatan yang menumbuhkan UMKM dan ekonomi kreatif lainnya,” ujar Guntur yang juga menjabat ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Statejik dam Global (SKSG) Universitas Indonesia.


Kebijakan pemerintah menggelontorkan dana desa puluhan triliun rupiah, kata Guntur, harus dimanfaatkan pada sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal. Tentu tidak cukup hanya peran pemerintah. Partisipasi masyarakat dan swasta harus didukung.

“Desa wisata Bukit Dewi Manggung salah satu contoh destinasi yang dibangun swadaya komunitas yang harus didukung pemerintah daerah setempat,” papar Guntur.


Demikian juga Pengelola Desa Wisata Bukit Dewi Manggung Yusuf Iyok dan bersama Ketua Desa Wisata Nusantara Subang Udan Karyawan, mengungkapkan pihaknya bersama komunitas melestarikan budaya ronggeng dan seni Sunda lainnya agar tidak punah.

“Kami berinisiatif melibatkan Akademisi, bekerjasama dengan sekolah dan guru-guru. Alhamdulillah banyak siswa yg berminat akan seni dan budaya,” kata Yusuf.


Bupati Subang H Ruhimat, mengapresiasi kolaborasi budaya yang diinisiasi masyarakat dua Kabupaten, Subang dan Banyumas.

“Budaya sebagai identitas dan jatidiri bangsa harus kita lestarikan dengan berbagai cara dan ini merupakan tanggung jawab kita, khususnya kaum generasi muda,” kata bupati Subang dalam sambutan tertulis yang dibacakan Camat Tanjungsiang Vino Subriadi.


‘’Kegiatan gebyar kolaborasi dua budaya, kata Bupati Subang, sangatlah tepat di tengah-tengah arus budaya asing yang hampir menggerus budaya nasional.


Hadir di acara tersebut Camat Tanjungsiang Subang Vino Subriadi, Kepala Desa Gerduren Kematan Purwojati Banyumas Bambang Suharsono, pengelola Bukit Dewi Manggung Yusuf Iyok dan Nimung Sukmamurti, CEO Mitra Mikro Social Investment Andi Sapran, perwakilan Dinas Pariwisata Subang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, serta para guru dari Tanjungsiang dan Banyumas yang membina seni budaya kedua daerah tersebut.

Pos terkait