Kadin Jateng Tandatangani MoU Dengan Kamar Dagang dan Industri Tripoli

IMG 20220721 WA0091

Mercusuar.co, Semarang – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, serta Kamar Dagang dan Industri Tripoli, Libya menandatangani MoU kerja sama bisnis, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Delegasi Libya juga sudah meninjau langsung beberapa produk kelautan dan perikanan Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya

“Mereka sudah menandatangani beberapa MoU dengan Kadin yang ada di Jateng, bahkan sudah beberapa melihat secara langsung produk-produk (kelautan dan perikanan), dan beliau senang. Termasuk salah satunya yaitu mesin kapal yang berkapasitas 6,5 GT,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat diwawancarai wartawan.

Lebih lanjut, Gus Yasin menyambut hangat kedatangan Delegasi Libya yang diketuai Jarnaz Mustafa Essa, di Balai Besar Penangkapan Ikan Tanjung Emas Semarang, Rabu (20/7).

.IMG 20220721 WA0090

Saat bertemu Delegasi Libya, Gus Yasin juga memaparkan secara lengkap potensi kelautan dan perikanan di Jawa Tengah. Potensi kelautan dan perikanan Jawa Tengah meliputi perikanan tangkap dan budidaya.

Produksi perikanan tangkap pada 2021 sebanyak 352.939 ton, dengan nilai produksi sebesar Rp 3,9 triliun. Untuk produksi perikanan budidaya di tahun yang sama, sebesar 523.357,99 ton dengan nilai produksi Rp10,3 triliun. Di samping perikanan tangkap dan budidaya, Jawa Tengah juga memiliki komoditas garam yang produksinya sebesar 197.623,92 kg.

Disampaikan, volume ekspor produksi perikanan Jateng pada tahun 2021 sebesar 48.456 ton. Nilai volume ekspor tersebut adalah Rp 4,27 triliun. Ada lima negara tujuan utama ekspor kelautan dan perikanan, yakni  Cina, Jepang, USA, Malaysia, dan Korea Utara.

Ditambahkan, mesin kapal (engine long tail) yang digunakan nelayan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah, dinilai sudah lebih maju. Mesinnya tidak berisik dan tidak harus menggunakan bahan bakar solar. Mesin kapal bisa menggunakan LPG 3 kg yang penggunaannya lebih hemat. Satu tabung gas LPG 3 kg seharga Rp20.000, setara dengan tujuh liter solar.

“Mereka mengatakan ini inovasi yang bagus dan suaranya tidak bising. Yang mana di sana kebanyakan masih memakai solar,” ujarnya.(ap)

Pos terkait