MERCUSUAR.CO, Purworejo – Kolaborasi Komunitas Teater Purworejo (KTP) dan Teater Surya UMP sukses menghibur penonton. Pentas yang digelar di Auditorium Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) pada Sabtu (2/7/2022) malam ini nenyuguhkan kritik sosial yang lewat humor – humor segar.
Lakon teater berjudul “Bangjo” karya Harjito ini mengambarkan betapa beratnya kaum marginal alias wong cilik dalam melakoni kehidupan. Sulitnya ekonomi membuat mereka harus berjibaku memungut rupiah dan menggantungkan hidup di sekitar lampu merah. Demi sesuap nasi dan impian mengubah nasib, mereka nekat menjadi pedagang angkringan, tukang becak, loper koran, tukang sol sepatu, badut, penjual balon, hingga WTS. Papan bertuliskan zona larangan tak dihiraukan, tetapi kejaran petugas selalu menjadi bayang-bayang ketakutan.
Sutradara, Agus Pramono menyebut Naskah Bangjo adalah karya Harjito yang pernah meraih Juara 1 Lomba Penulisan Naskah Drama Kemendikbud Tahun 2013. Kendati masih banyak keterbatasan, ia merasa bangga dan lega karena dapat mengangkat karya asli penulis Purworejo di hadapan ratusan penonton.
“Penggarapan naskah realis seperti ini harusnya memang membutuhkan waktu yang cukup. Namun, berkat totalitas teman-teman, termasuk tim produksi, artistik dan lainnya, akhirnya kita mampu menyuguhkan pentas secara utuh,” sebutnya.
Pentas Teater Bangjo merupakan bagian dari even bertajuk Pekan Peran KTP Tahun 2022 dalam rangka mengisi hari jadi ke-15 KTP. Even dijadwalkan berlangsung sejak Mei hingga Juli dengan rangkaian kegiatan Bakti Teater, Silaturahmi Seni Selapanan, Lomba Cipta Naskah Drama Trofi Ketua DPRD dan Bupati Purworejo, serta Rekreasi Seni.
“ KTP yang lahir dan tumbuh sejak 15 Juni 2007 berkomitmen untuk terus melahirhadirkan upaya pelestarian seni, khususnya teater, di Kabupaten Purworejo. Seperti peristiwa budaya malam ini. Kami berterima kasih kepada semua pihak atas dukungan yang diberikan,” ujar Ketua KTP, Achmad Fajar Chalik
Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Setiabudi memberikan apresiasi terhadap konsistensi dan kiprah KTP. Apalagi, konsep yang dibangun KTP bukanlah pendidikan teater, melainkan teater pendidikan sehingga turut mencerdaskan generasi muda Purworejo melalui kesenian. Pihaknya pun berkomitmen untuk terus mendorong pemerintah daerah agar dapat memberikan fasilitasi dan kemudahan bagi para pelaku seni, seperti gedung pertunjukan yang representatif dan anggaran yang memadai.
“Pementasan malam ini sangat luar biasa, baik dari sisi keaktoran, pemanggungan, dan sebagainya. Meskipun dari menyaksikan lakon ini terus terang kami sebagai wakil rakyat merasa ditelanjangi, lewat kritik-kritik sosial yang disampaikan para pemain tadi seolah kita diingatkan bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang harus dipikirkan dan diperjuangkan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Kabid Kebudayaan Dindikbud, Dyah Woro Setyaningsih. Menurutnya, teater menjadi salah satu kesenian yang ampuh memberikan edukasi kepada masyarakat, kontrol sosial, serta pelestarian kebudayaan.
“Saya juga mengapresiasi KTP yang telah menggelar lomba cipta naskah drama dengan tema besar kebudayaan lokal menguatkan kebudayaan nasional. Kami akan terus berupaya untuk memfasilitasi dan menampung aspirasi teman-teman pelaku seni,“ tandasnya. (*)