MERCUSUAR.CO Wonosobo – BAWASLU menyatakan kesiapannya untuk mengawal pemilihan umum 2024 mendatang. Ada beberapa langkah pengawasan yang dilakukan pada tahap awal. Termasuk merencanakan upaya preventif dengan berkaca atas temuan-temuan pada Pemilu 2019.
Seperti diketahui KPU RI telah menetapkan hari pencoblosan pemilihan umum pada 14 Februari 2024 mendatang. Kendati masih cukup lama, namun menurut amanat UU No 7 tahun 2017, persiapan pemilu dilakukan 20 bulan sebelum pencoblosan.
Ketua BAWASLU Wonosobo Sumali Ibnu Chamid menyatakan kesiapannya dalam menyelenggarakan pengawasan Pemilu 2024. Salah satunya dengan memulai tahap pengawasan, sejak Sabtu (11/6) telah membuka ruang konsultasi sekaligus pendaftaran pemantau pemilu.
“Untuk menggerakkan publik supaya terlibat dalam pemantauan kami melakukan publikasi dan membuat meja layanan khusus untuk pemantau pemilu. Berikutnya pada tahap perencanaan dan penyusunan anggaran kita sesuaikan dari APBN jadi masih menunggu dari BAWASLU RI,” terang Sumali di depan awak media, pada Selasa (14/6) di kantor baru BAWASLU kawasan Jalan Sindoro Wonosobo.
Sumali menekankan, pihaknya berupaya agar Pemilu 2024 tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini berkaca pada pelaksanaan pemilu sebelumnya yang terdapat berbagai temuan, salah satunya pada kerusakan kotak suara yang notabene menggunakan kardus.
Hal ini kaitannya dengan distribusi kotak suara. Pada saat itu curah hujan Wonosobo tinggi, ada daerah yang hanya bisa dijangkau dengan sepeda motor, alhasil kotak suara basah. Kejadian tersebut terjadi di area Kertek dan Wadaslintang.
“Jika nanti masih menggunakan kertas, kita akan kurangi risiko tersebut pada hari distribusi. Kita akan pastikan bahwa kotak suara dibalut dengan plastik yang representatif sehingga meminimalisir kerusakan tadi,” imbuhnya.
Selain itu juga mengenai pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih. Menurut Sumali, terdapat sekitar 3000 TPS dengan pemilih 650 ribu lebih. “Kita dorong KPU dalam pembagian distribusi logistik, jangan sampai ada salah pengiriman kotak suara,” tandasnya.
Berikutnya soal politik identitas, yang diklaim cukup berhasil pada Pemilu 2019. Salah satu yang dilakukan BAWASLU yakni hadir di sejumlah tempat ibadah guna menjangkau tokoh agama. Hal tersebut untuk mencegah agar agama tidak jadi bagian yang dieksploitasi secara politik.
“Kita akan lanjutkan tahun ini, termasuk juga berkolaborasi dengan seni, musik dan budaya. Selanjutnya melakukan MoU dengan UNSIQ sebagai universitas pengawasan pemilu, kita akan perbarui polanya karena kemarin cukup berdampak baik bagi kami dalam mengawasi pesta demokrasi,” papar Sumali.
Lebih dari itu, BAWASLU akan bekerja sama dengan Diskominfo berkaitan dengan layanan digital. Sebab ada beberapa format dari pusat yang berbasis digital, sementara belum semua kawasan di Wonosobo memiliki akses internet yang baik.
Pihaknya akan memastikan juga TNI, Polri dan ASN netral dalam penyelenggaraan pemilu. “Kalau untuk pengawasn masih dengan metode melekat dan mitigasi. Kalau masih ada yang melanggar ya kita tindak,” pungkasnya.