MERCUUSAR.CO Wonosobo - Pengukuhan dan gelar apel relawan penanggulangan bencana Kabupaten Wonosobo sukses dilaksanakan, setidaknya ada sekitar 3000 relawan se Wonosobo yang dilantik. Mereka diharapkan menjadi relawan yang cekatan dalam menanggulangi bencana. Acara semakin meriah dengan adanya pertunjukan parade kolosal tanggap bencana.
Seperti diketahui, Wonosobo adalah daerah rawan bencana seperti longsor, tanah bergerak, gas alam hingga gunung meletus. Keberadaan relawan peduli bencana sangat penting dalam penanggulangannya.
Kalakhar BPBD Wonosobo Bambang Tri mengatakan proses rekrutmen relawan sudah dimulai sejak bulan Januari. Setiap desa harus memiliki perwakilan paling tidak lima orang untuk menjadi relawan peduli bencana. Jika ditotal kini ada sekitar 10 ribu relawan di semua wilayah dan desa dan ada 96 organisasi relawan di luar dari perwakilan tersebut.
"Hari ini kami batasi jumlah yang ikut apel, tadi sekitar 3000 lebih. Kegiatan ini sangat ditunggu relawan dimana mereka butuh dirangkul dan dikukuhkan. Mereka sangat luar biasa cakap dan tanggap dalam penanganan bencana. Insya Allah 2023 sudah kami cetak relawan handal," kata Bambang kepada awak media usai acara, di Alun-alun Wonosobo, Rabu (8/6).
Disinggung soal peralatan mitigasi bencana, Bambang mengaku peralatan yang dimiliki BPBD masih minim. Dia berharap tahun ini peralatan guna menunjang penanggulangan bencana segera dilengkapi paling tidak tiap kecamatan memiliki."Insya Allah akhir tahun ini bupati mau bantu memasok alat untuk 15 kecamatan se Wonosobo bertahap, antara lain alkon dua unit dan lainnya," imbuh Bambang.
Pada saat yang sama Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat berharap usai dikukuhkan para relawan bisa bersinergi dengan banyak pihak termasuk pemkab dalam penanganan bencana. Sehingga penanggulangan bencana di Wonosobo bisa cepat tepat akurat dan optimal.
"Wonosobo rawan bencana tapi di sisi lain minim SDM. Selama ini sudah banyak relawan yang tergabung dalam komunitas namun kita ingin koordinasikan agar satu pintu dibawah BPBD. Insya Allah kami akan bekali mereka supaya terampil dan cepat begitu ada bencana mereka on time," kata Bupati Afif.
Dia juga mengapresiasi keberadaan relawan atas kerelaannya dalam menanggulangi bencana. Mereka hadir karena rasa kemanusiaan yang tinggi dan semangat gotong royong menghadapi bencana.
"Karena itu pemkab sudah barang tentu ke depan mengoptimalkan keterampilan mereka. Kami fasilitasi dengan alat-alat prasarana, alat kebencanaan, targetnya di tiap kecamatan harus ada," ujar Afif.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jateng Bergas C Penanggungan menjelaskan bahwa Wonososo termasuk dalam indeks resiko bencana alam yang cukup tinggi di Jawa Tengah. Sehingga peran relawan peduli bencana sangat penting bagi keselamatan masyarakat.
Dia berpesan kepada relawan yang baru saja dikukuhkan utnuk meningkatkan kapasitas diri dengan keilmuan penanganan bencana. Tentu saja dengan dasar keterampilan yang dimiliki masing-masing relawan.
"Misal ada yang basisnya kesehatan, teknik atau bahkan kuliner kan dia bisa di dapur umum, yang di pendidikan bisa di psikoterapi. Banyak yang bisa dikerjakan relawan, tapi harus ada relawannya dulu. Jika sudah tinggal dikluster masing-masing dalam penanganan bencana. Makin banyak relawan akan sering berkomunikasi sehingga makin banyak karya bakti," tutur Bergas kepada Mercusuar.co.
Pada akhir acara, para hadirin disuguhi pertunjukan kolosal mitigasi bencana. Hiburan dibuka dengan seni Reog Ponorogo dan menyita perhatian penonton. Riuh sorak penonton makin ramai pada saat para relawan memperlihatkan aksi mitigasi bencana. Rupanya mereka cukup tercengan dengan pentas yang berdurasi kurang lebih lima belas menit itu.