Mercusuar.co, Purbalingga – Berdasar hitungan rumus Waljiro (Syawal Siji Loro), sekitar 500 jamaah Islam Alif Rebo Wage (Aboge) di Kabupaten Purbalingga, yang berpusat di Desa Onje, Kecamatan Mrebet hari ini, Rabu (4/5/2022), baru melaksanakan perayaan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah. Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya salat Ied di Masjid Raden Sayyid Kuning di desa setempat.
Imam Aboge Desa Onje, Kyai Maksudi mengatakan, penentuan tanggal 1 Syawal (Idul Fitri) jamaah Aboge cenderung berbeda dengan umat Islam pada umumnya. “Bila yang lain menggunakan perhitungan rukyat dan hisab, Aboge menggunakan penghitungan pasaran yang selalu diawali rebo wage. Hal tersebut dilakukan turun-temurun sejak zaman Sultan Agung Hanjokrokoesoemo,” katanya.
Marsudi menjelaskan dalam perhitungan Aboge tahun 1443 Hijriyah bertepatan dengan tahun Jawa Alip atau Alif. Awal tahun Alip atau 1 Muharam jatuh pada hari pasaran Rebo (Rabu) Wage, maka ketika menggunakan rumus Waljiro (Syawal siji loro) maka perhitungannya, awal Syawal pasti jatuh pada hari Rabu Wage.
“Maka 1 Syawal jatuh pada hari Rabu Kliwon. Jadi hitungan ini sudah diketahui jauh-jauh hari. Bahkan sejak awal Ramadan,” katanya.
Kepala Desa Onje Mugi Ari Purwono mengatakan, pada pelaksanaan shalat Id tahun ini, jumlah Jamaah Islam Aboge yang mengikuti lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun lalu (2021, red) jumlahnya tidak sampai separoh dibanding yang ikut shalat Id pada hari ini,” katanya.
Adapun shalat Id dipimpin oleh Imam Aboge, Kyai Maksudi. Adapun khutbah oleh Ustadz Lutfi Latifudin dengan tema meningkatkan silaturahim dengan sesama.
Kegiatan salat Ied dari awal sampai selesai berjalan dengan aman dan kondusif, sejumlah aparat dari Polsek Mrebet dan Koramil Mrebet turun menjaga keamanan.(*)