Dibalik Polemik Wadas, Muncul Dugaan Adanya Provokator Yang Ingin Quarry Dipindah

10bpindah pwr fid
MERCUSUAR.CO Purworejo - Polemik warga pro dan kontra penambangan quarry di Desa Wadas, Kecamatan Bener diduga disebabkan oleh segelintir pihak yang ingin penambangan quarry dipindah dari Desa Wadas ke tempat lain. Pihak-pihak tersebut juga menjadi provokator sehingga menyebabkan warga Desa Wadas terbelah menjadi dua kubu yang terlibat konflik berkepanjangan hingga kini. Dugaan itu disampaikan oleh Anggota DPRD Dapil VI (Bener, Loano, Gebang), Muhammad Abdullah melalui siaran persnya pada Kamis (10/2).

"Persoalan yang terjadi tidak lepas dari campur tangan atau permainan dari orang luar wadas terutama mereka yang berkeinginan memindahkan quarry ketempat lain," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo itu.

Selain itu, menurut Abdullah, mereka dengan berbagai cara termasuk mengompori Warga Wadas dengan berbagai dalil yang terkadang menyesatkan namun terlanjur dipercayai. Karenanya para provokator yang membuat warga Wadas terbelah juga harus ditindak serta diproses secara hukum.

"Kita ingin kehidupan warga Wadas kembali normal dan semoga dengan peristiwa yang terjadi saat ini menjadi hikmah untuk kita semua dan warga rukun serta damai kembali. Usir para provokator dan lakukan rekonsiliasi dan ciptakan kedamaian serta ketentraman ditengah masyarakat," terang Ketua Fraksi Nasdem DPRD Purworejo itu.


Pihaknya juga menyatakan prihatin atas kejadian di Desa Wadas, Kecamatan Bener pada Selasa (08/02/3022) kemarin.
"Kita semua prihatin dengan apa yang terjadi di desa Wadas saat ini, namun kita juga harus faham bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan hukum sebab akibat dari perjalanan panjang rencana pemanfaatan quary untuk proyek pembangunan Bendung Bener," kata Abdullah.

Menurut Abdullah yang juga Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Purworejo, pro kontra dalam mensikapi sesuatu itu hal biasa dan ia sangat menghormati perbedaan pendapat Warga Wadas baik yang pro maupun kontra sepanjang dilakukan dengan cara yg benar dan tidak saling mengganggu apalagi mengancam.

"Masalahnya yang terjadi selama ini perbedaan pendapat disana susah dilakukan dengan cara-cara yang tidak sehat dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan," ungkap Abdullah.

Abdullah menjelaskan, bahwa warga yang menyatakan menerima merasa terintimidasi baik secara fisik maupun mental. Dikatakan Abdullah, diantaranya harta benda mereka dirusak contohnya pohon ditebangi dan mereka dikucillkan, bahkan kalau terdapat warga yang sakit atau meninggal tak dijenguk atau ditakziahi.
"Antar tetangga saling curiga dan saling benci sehingga ada beberapa warga Wadas yang pro mengungsi keluar desa karena tak tahan dengan kondisi disana," tutur Abdullah.

Pos terkait