Pentingnya Paradigma Pembelajaran yang Memerdekakan

IMG 20220206 WA0000

MERCUSUAR.CO, Solo – Kelompok Kerja Guru gugus II RA Kartini Korwil III Kecamatan Banjarsari Dinas Pendidikan Kota Surakarta kembali menggelar kegiatan rutin di ruang sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sabtu (5/2/2022). 

Kali ini, Kepala sekolah SD Muh 1 Hj Sri Sayekti SPd MPd bertindak sebagai narasumber. Dalam kesempatan itu Sayekti memaparkan, saat ini banyak generasi melenial yang lebih menyukai profesi yang kekinian, sesuai dengan hobi dan digitalisasi.

Jika kemudian memilih menjadi guru apalagi guru SD  diawal-awal biasanya merasa insecure karena jurusan pendidikan bukan jurusan yang privilege. Dengan kata lain, banyak jurusan-jurusan lain yang lebih bergengsi dibanding dengan jurusan pendidikan yang nantinya akan mencetak para alumni untuk menjadi seorang guru. 

”Seiring berjalannya waktu pemikiran seperti bergeser muncul pemikiran baru bahwa guru pekerjaan professional, menantang, mulia dan meningkatkan kelas social  dalam masyarakat,” paparnya.

Sementara Pendidikan telah bertransformasi. Kemendikbud Ristek telah memaparkan sejumlah transformasi pendidikan di Indonesia melalui program Merdeka Belajar yang telah berjalan dari episode 1-11.

”Dengan demikian pentingnya pembelajaran paradigma baru, pembelajaran yang memerdekakan,” beber Sayekti, Kepala Sekolah Penggerak ini. 

Lebih lanjut Sayekti memaparkan pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaaan (menjemput perabadan). Perubahan  sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Anak-anak tidak pernah ada yang sama (beragam), kodrat keadaan :  Kodrat Alam, Kodrat zaman. 

“Prinsip  melakukan perubahan kontinuitas (dialog kritis budaya masyarakat). Konvergensi (menguatkan nilai kemanusiaan). Konsentris (menghargai keberagaman). Budi Pekerti: cipta rasa karsa dan pekerti/raga (holistic, seimbang),” tandas Sayekti.

Bagaimana  menempatkan diri  dalam Pendidikan yang memerdekakan? Di awali mengenal diri sendiri. Kuatkan niat. Berkomitmen terhadap niat dan tujuan. Cari tahu kelebihan dan kekurangan diri. Open Minded terhadap saran dan kritik. Buang pikiran negatif. Dapatkan teman-teman yang positif. Tidak takut mencoba hal baru. Terapkan kebiasaan baik. Optimisme.

“Setiap Amanah akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Di setiap kesulitan ada kemudahan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” pesannya di hadapan peserta KKG 12 sekolah negeri maupun swasta. (din)

Pos terkait