Masyarakat Adat Kalitanjung Banyumas Gelar Ritual Nulak Tolak Bala

IMG 20220201 WA0004

MERCUSUAR.CO, Banyumas – Masyarakat Adat Kalitanjung Rawalo Banyumas menggelar ritual adat Nulak Bala di Pendopo adat kejawen Grumbul Kalitanjung Rawalo Banyumas, Senin (31/1/2022). Ritual ini bertujuan agar masyarakat Indonesia khususnya warga desa Tambaknegara  diberikan perlindungan serta dijauhkan dari wabah penyakit.

Dengan berpakaian adat berupa pakaian serba hitam dan kain batik serta memakai ikat kepala, masyarakat adat Kalitanjung berkumpul di pendopo adat kejawen Grumbul Kalitanjung. Mereka berdoa dengan dipimpin Kyai kesepuhan Tarmudi diikuti oleh 23 orang perwakilan kasepuhan. Bau asap dupa menghantar pada kekhusuan doa yang mereka panjatkan.

Setelah selesai memanjatkan doa dilanjutkan dengan acara selamatan bersama dengan menjajikan tumpeng berkat yang dipersiapkan untuk jamuan makan bersama dan dibawa pulang sebagai berkah untuk keluarga. Penyediaan sarana upacara tersebut diperoleh dari sumbangan masyarakat dan anggota kesepuhan kejawen. Simbol Gotong royong yang sudah jarang di temukan pada saat ini akan bisa dilihat di masyarakat adat Kalitanjung yang terus dilestarikan secara turun temurun.

Selain ritual tolak balak,masyarakat adat kejawen Kalitanjung dalam satu tahun terdapat beberapa ritual yang dilakukan. Diantaranya Ritual Tutup Sadran yang dilakukan saat memasuki bulan puasa Ramadhan, Bukakan Sawal tanggal 1 sawal dibarengi dengan acara pagelaran wayang kulit  dengan sinden harus laki – laki, Ritual sedekah bumi yang dilakukan pada bulan Sura dan ada ritual khusus yaitu Ritual Nyengget yang bertujuanuntuk meminta hujan.

Untuk menjadi kasepuhan tidaklah mudah. Menurut Ki Muharto Penasehat paguyuban kesepuhan Kejawen Kalitanjung untuk menjadi kyai dan Nyai Kesepuhan kejawen adat harus melalui beberapa proses ritual Unggah unggahan dimana calon Kyai dan Nyai Kesepuhan sudah memasuki usia matang diatas 60 tahun dan sudah jauh dari niat dan kehendak duniawi, mereka belajar pada kyai Guru dan kyai Tundagan selama tiga tahun. Setelah lulus diadakan ritual udun udunan dimana Nyai dan Kyai tersebut sudah dapat bergabung bersama kyai kesepuhan lainnya dalam melaksanakan ritual adat kejawen.

“ Untuk menjadi kasepuhan tidaklah mudah karena harus melalui ritual unggah – unggahan. Calon kasepuhan juga harus sudah berumur 60 tahun keatas dan harus belajar pada Kyai Guru dan  Kyai Tundagan selama tiga tahun,” kata Ki Muharto.

Budaya kejawan Kalitanjung adalah bentuk budaya luhur yang didalamnya tertanam jiwa gotong royong saling menghormati. Sebagai generasi muda wajib hukumnya untuk melestarikan warisan budaya leluhur sebagai jati diri bangsa.

“ Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki pondasi budaya yang kokoh, mempertahankan budaya warisan leluhur yang adiluhur sebagai jati diri bangsa yang dapat diwariskan pada anak cucu, “ kata David Okta Nugraha pegiat muda seni budaya 99 Production Banteng mas Rawalo.

Pos terkait