Screening Film Kantor Kopi Dibuka, 3 Film Pendek Diputar Sebagai Opening

WhatsApp Image 2022 01 31 at 14.22.42

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Dua film pendek karya sineas Purbalingga dan 1 film tamu dari Purwokerto menjadi opening Screening Film Kantor Kopi Purbalingga di caffe Kantor Kopi Purbalingga, Senin malam (30/1/2022). Screening film pendek Puirbalingga juga menghadirkan seorangkurator sienas nasional Setyo Wibowo dan seorang penulis naskah Aizs Rasjid dari purwokerto.

Ketua panitia Screening Film Kantor Kopi Purbalingga Prayogo A.P. mengatakan Kabupaten Purbalingga sudah banyak melahirkan pegiatan dan kreator film pendek, banyak karya yang sudah tertoreh sebagai kekayaan khasanah cinematography di Kabupaten Purbalingga. Tapi hanya sedikit yang dimunculkan di media.

“Ajang screening film pendek ini bertujuan untuk mengakomodasi film-film karya sineas Purbalingga. Banyak film yang belum sempat ditonton oleh masyarakat. Maka kami beserta teman-teman kreator mencoba mengakomodir melalui screening film pendek di Kantor Kopi ini. Ada 3 film yang diputar, pertama film Hadiah Terahir produksi Kantorkopi, Gandil Dempani Watu Produksi Majazsfilm, dan yang satu film dari Purwokerto, judunya Pelangi Zahra,” katanya,.

Ke depan Screening Film Kantor Kopi akan berlanjut secara berkala, akan digelar satu bukan sekali. Namun dalam rancangnnya ajang screening film-film besutan sineas lokal Kabupaten Purbalingga bukan sekedar pemutaran film, ada beberapa agenda yang sudah dikemas dalam pagelaran tersebut. Diantaranya kurasi, diskusi dan workshope tentang film.

“Ini permulaaan, nantintinya akan berkelanjut secara rutin. Tapi pada kemasan screening berikutnya bukan sekedar putar film dan kuirasi, nantinya ada bedah naskah, teknik penulisan, teknik pengambilan gambar, lighting dan lainnya. Semacam workshope gratis tentang film pendek di tempat ini,” lanjutnya.

Sementara itu, Setyo Wibowo, sineas nasional penulis naskah film Detak asal Purbalingga dalam kurasinya mengungkapkan, produksi film pendek di Kabupaten Purbalingga masih banyak yang perlu diperbaiki. Terutama pada penulisan naskah dan pengambilan gambar. Masih banyak dialog yang tidak logis dan pengambilan gambar yang terbalik.

“Dialog itu sebuah kekuatan cerita dalam film. Maka dalam menempatkan dialog dalam sebuah peran harus masuk akal. Begitu juga dalam pengambilan gambar, masih banyak yang terbalik. Maka penting bagi para pegiat film, kreator video harus belajar cara pengambilan gambar secara benar” ungkapnya.

Menurut Setyo, tiga film yang dikurasi malam itu terdeteksi masih banyak yang harus diperbaiki. Baik dalam dialog maupun pengambilan gambarnya. Namun Setyo menjelaskan dari ketiga film tersebut film Gandil Dempani Watu produksi Majazfilm memiliki kelebihan pada alur cerita.

“Film Gabndil alur ceritanya bagus. Cukuplah untuk sekedar hiburan, penonton bisa tertawa. Tapi soal kelengkapan sebagai sebuah film yang benar, masih butuh perbaikan,” ulasnya.

Begitu juga yang disampaikan Azis Rasjid, kurator di bidang penulisan naskah asal Purwokerto menyampaikan beberapa hal tentang bagaimana menemukan ide cerita sebagai dasar pembuatan film. Menurutnya harus ada meterial atau benda sebuat materi yang terlebih dahulu dijadikan acuan bercerita. Sebagaimana film Gandil Dempani Watu, film yang mengocok perut ini mengambil benda bernama batu sebagai model dalam bercerita.

“Batu di sungai itu hal biasa, tapi ketika sebuah jenis batu menjadikan seseorang menjadi kaya raya, ini baru cerita. Jadi film Gandil memiliki kekuatan menceritakan adanya batu yang bisa membuat seorang pengangguran menjadi kaya raya,” jelasnya.

Penulis naskah juga harus cerdas, naskah harus ditulis dengan jeli dan berbobot agar nanti ketika dieksekusi menjadi film tidak mudah ditebak, “Seperti pada film Gandil ini, alur cerita sulit ditebak, tebaknnya salah. Ternyata film ini ngeprank penonton,” ulasnya.(mir)

Pos terkait