Serapan Pupuk Bersubsidi di Boyolali Belum Maksimal Akibat Masih Ada 21 Persen Petani Belum Memiliki Kartu Tani

WhatsApp Image 2022 01 28 at 17.12.37

MERCUSUAR.CO, Boyolal –  Serapan pupuk bersubsidi bagi para petani di Boyolali pada tahun 2021 belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak petani di Boyolali yang belum memiliki kartu tani.

Pada tahun 2021 serapan pupuk bersubsidi bagi petani di wilayah Kabupaten Boyolali baru mencapai 79 persen. Hal ini disebabkan masih ada 21 persen petani di Boyolali yang belum memiliki kartu tani. Kartu tani sendiri merupakan syarat bagi petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Prasana dan Sarana Dinas Pertanian Boyolali,Agus Pramudi.

“Para petani ini belum memiliki kartu tani. Dan yang benar benar memiliki kartu baru 79 persen dan pembelian dilakukan secara manual,”kata Agus Pramudi saat ditemui wartawan usai melakukan rapat koordinasi dan penyerahan SPJB (surat perjanjian jual beli) 2022 distributor dengan kios pupuk  lengkap (KPL ), Jumat(28/1).

 Agus menjelaskan, untuk alokasi pupuk di Boyolali pada tahun 2022, urea sebanyak 21,907 ton, ZA 9,231 ton, NPK 11,765 ton, SP-36 904 ton, pupuk NPK untuk kakau 1 ton, pupuk organik 6,662 ton dan pupuk organik cair sebanyak 900 liter.

“Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi pada tahun anggaran 2022 ini. Pupuk urea perkilo Rp2.250 kg, SP-36 Rp2.400 kg,ZA Rp1.700 kg, NPK Rp 2.300 kg,NPK untuk Kakau Rp3.300 kg, Organik Rp800 kg dan pupuk organik cair Rp20.000 perkilogramnya,”jelas  Agus.

 Sementara, Sugiyanto selaku distributor pupuk bersubsidi  CV. Berkah Abadi meminta kepada para pengecer pupuk bersubsidi untuk taat aturan dan menjalankan amanatnya sesuai koridor yang ada.

 “Ya, karena ini sifatnya bukan barang dagangan, maka kami dari distributor memberikan pemahaman terhadap para pengecer,”katanya.(fen)

Pos terkait