MERCUSUAR.CO, Semarang – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam beri klarifikasi, menyusul beredarnya video viral penyuntikan vaksinasi Covid-19 anak usia 6 – 11 tahun di satu sekolah swasta di Semarang.
Penyuntikan vaksin dalam video tersebut diragukan oleh masyarakat karena vaksinator tampak tidak melakukan suntikan.
Menurutnya kejadian tersebut ada miskomunikasi. Petugas sudah melakukan penyuntikan sesuai SOP antara lain menggunakan handglove dan handsanitizer. Jarum suntik juga sudah diisi vaksin. Dengan demikian, petugas tidak menyuntikkan vaksin kosong.
“SOP vaksinasi sudah berjalan dengan benar. Pakai handglove, jarum suntik diisi vaksin. Karena diaspirasi, tidak jadi masuk. Yang jadi permasalahan, di belakang sudah numpuk banyak, jadi tidak disampaikan langsung kepada orang tua yang bersangkutan. Karena divideo, kemudian menjadi berkembang. Malamnya, begitu saya tahu, saya perintah besok pagi harus ke TKP untuk menjelaskan secara rinci,” jelas Hakam, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (26/1).
Saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah.
Dengan pertimbangan tersebut, petugas menunda penyuntikan vaksinasi dosis kedua pada siswa. Namun, petugas tidak menyampaikan hal tersebut kepada orang tua maupun pihak sekolah.
Dinas Kesehatan, lanjut Hakan, telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pendampingan kepada puskesmas penyelenggara vaksinasi untuk menyampaikan kronologi kejadian. Orang tua siswa pun telah menerima penjelasan terkait kejadian tersebut. Vaksinasi ulang dosis kedua telah dilakukan dan disaksikan langsung oleh perwakilan sekolah dan orangtua.
“Selasa kemarin alhamdulillah dengan edukasi yang kami lakukan, si anak kami beri dosis kedua,” ucapnya.(ap)