MERCUSUAR.CO, Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyampaikan, pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) menjadi salah satu fokus program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, Kamis (20/01).
Upaya ini dimulai sejak Pandemi Covid-19. Kebijakan ini menyusul pengalaman sulitnya mendapatkan penyembelih halal untuk Idul Adha di masa pandemi. Padahal ketika itu pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menyembelih hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
“Namun saat saya keliling untuk memantau, ternyata RPH halal di Jateng juga masih sedikit. Itu kemudian mendorong kami untuk meningkatkan jumlah RPH halal,” katanya.
Wagub menambahkan, pelatihan Juleha digencarkan terus agar kebutuhannya di Jawa Tengah dapat segera terpenuhi. Selain Juleha, Pemprov Jawa Tengah juga mendorong terus agar RPH segera mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dengan dengan sistem pengolahan sanitasi RPH yang juga baik.
“NKV ini salah satu syarat bagi RPH bisa mendapatkan sertifikat halal. Ini kami dorong terus. Dan kalau RPH ada NKV pasti syaratnya sistem sanitasi yang bagus. Kotoran usus dipisahkan sendiri, darahnya dipisahkan sendiri. Itu bisa dimanfaatkan kembali misalnya kotoran usus diolah sebagai pupuk atau Biogas,” terangnya.
Menanggapi uraian Wagub, Ketua Baznas Jawa Tengah KH. Ahmad Darodji, mengatakan Baznas sudah semestinya memberikan dukungan sebagai mitra pemerintah. Menurutnya, Baznas Jawa Tengah selalu siap mendukung program yang menjadi kebijakan Gubernur maupun Wakil Gubernur.
“Misalnya pelatihan Juleha di Jateng. Kami siap memfasilitasi karena ini memang program produktif. Selain sasarannya tepat, masyarakat juga bisa diberi kesempatan untuk memaksimalkan skill mereka sehingga mendapat pemasukan,” tandasnya.(ap)