Binah.ai, Menambahkan Fitur Baru Pengukuran Tekanan Darah

11afitur baru

MERCUSUAR.COPlaform kesehatan Binah.ai mengumumkan kalau mereka menambahkan fitur baru pengukuran tekanan darah ke dalam aplikasi miliknya. Perusahaan mengatakan aplikasinya akan mampu mengukur tekanan darah hanya menggunakan video wajah seseorang di kamera ponsel atau laptop.

Mengetahui tekanan darah tanpa alat pompa di lengan yang biasa digunakan. Cita-cita sejak lama para kardiolog dan perusahaan teknologi karena berarti akan sangat memudahkan dan lebih nyaman.

“Kami mendesain ini untuk menggantikan alat ukur tekanan darah yang biasa digunakan di rumah,” kata David Maman, CEO dan satu di antara pendiri Binah.ai.

Cara kerja aplikasinya adalah dengan menganlisis cahaya yang dipantulkan dari wajah lalu digunakan untuk mengkalkulasi perubahan aliran dalam darah. Teknik yang disebut sebagai photoplethysmography (PPG) ini sebenarnya sudah banyak diadopsi perangkat dan aplikasi untuk mengukur, seperti, kadar oksigen dalam darah dan detak jantung.

Namun, menggunakannya untuk mengukur tekanan darah disadari lebih menantang. Para peneliti berhasil membuat kemajuan namun para pakar kesehatan mengatakan belum ada cukup data yang bisa ditunjukkan kalau orang-orang bisa mengandalkan teknik ini secara klinis.

“Saya kira ini mungkin akan murah untuk menggunakan teknologi ini di masa depan, tapi saat ini saya belum melihat bukti untuk bisa merekomendasikan teknologi ini sudah sepenuhnya siap untuk pengecekan tekanan darah yang bisa dipercaya,” kata Jordana Cohen, asisten profesor kedokteran di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, yang memiliki spesialisasi hipertensi.

Sementara matriks berbasis PPG bisa dengan baik mendeteksi perubahan-perubahan dalam tekanan darah, ini lebih sulit menggunakannya menghitung angka yang acak tanpa sebuah data awal. Itu sebabnya peralatan yang dikembangkan untuk mengukur tekanan darah melalui PPG menggunakan sebuah alat konvensional untuk kalibrasi.

Sementara, pendekatan oleh Binah.ai tak menggunakan kalibrasi apapun. “Kami memutuskan untuk mendesain segala sesuatu untuk berfungsi sejatinya sebagai alat kesehatan,” kata Maman.

“Ketika Anda memiliki alat kesehatan tekanan darah, Anda tidak melakukan kalibrasi lagi anda hanya tinggal menggunakannya, saya kira ini ideal,” imbuhnya.

Maman mengatakan kalau perusahaan telah menjalankan serangkaian studi internal untuk validasi alat dan aplikasi yang dibuatnya itu pada 264 orang. Data memang tidak dipublikasikan namun perusahaan, disebutkannya, membagikan laporan akurasi dasar kepada para kliennya.

Ann Marie Navar, kardiolog di Southwestern Medical Center, University of Texas, AS, mengingatkan perlunya pula mempublikasi analisis tentang bagaimana alat bekerja pada orang dengan jenis kulit yang berbeda. Dia mencontohkan pada mereka yang memiliki rambut pada wajahnya, atau mereka yang mengenakan riasan wajah. Tanpa menguji perangkat berbasis kecerdasan buatan itu pada ragam jenis dan kondisi kulit, Marie mengatakan, pengukuran yang dihasilkan bisa bias.

Menjawab itu semua, Maman mengatakan, perusahaan akan meluncurkan uji klinis yang lebih luas pada akhir Februari. Data kemudian akan digunakan untuk mendapatkan izin penggunaan secara luas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat (FDA). Dia berdalih peluncuran sudah dilakukan lebih dulu karena antusiasme para pengguna.

Saat ini aplikasi hanya bisa digunakan sebagai alat cek kebugaran, tidak bisa mengklaimnya untuk tujuan medis. Binah.ai juga tidak menjualnya secara langsung ke konsumen tapi bekerja sama dengan perusahaan seperti penyedia asuransi yang menerapkan aplikasi pada platform mereka.

Maman mengatakan perusahaannya juga sedang bekerja sama dengan dua manufaktur laptop dan satu merek smartphone untuk mengintegrasikan aplikasi Binah.ai ke perangkat masing-masing.

Pos terkait