Klaster Sedayu, Zona Merah di Sleman Meluas hingga Delapan Kelurahan

11ksedayu

MERCUSUAR.CO, Seleman – Kasus zona merah penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman kembali meluas. Pada akhir Oktober lalu hanya tersisa satu kalurahan yakni Caturtunggal yang masuk kategori zona resiko penularan tinggi. Namun memasuki pertengahan November ini, jumlah peta zona merah meluas ke delapan kalurahan meliputi Caturtunggal, Lumbungrejo, Merdikorejo, Pondokrejo, Sumberagung, Sumberarum, Sumberrahayu, dan Sumbersari.

Adapun zona oranye atau resiko penularan sedang, berdasar data terakhir yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman per 7 November 2021 terdapat di lima kalurahan mencakup Banyurejo, Pakembinangun, Purwomartani, Sukoharjo, dan Umbulharjo. Sementara, 73 kalurahan lainnya dominan kategori zona hijau dan kuning.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengungkapkan, sebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman tersebut mayoritas berasal dari Klaster Sedayu, Bantul.

“Klaster Sedayu ada yang pasiennya warga Kabupaten Sleman. Tapi untuk detailnya saya belum menerima data,” kata Shavitri saat dikonfirmasi, Kamis, 11 November 2021.

Per Kamis, 11 November 2021 dilaporkan kasus aktif sejumlah 307 pasien di mana 252 orang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sementara, pasien yang dirawat di tempat isolasi terpadu Asrama Haji berjumlah 14 orang, dan 1 orang diisolasi di Rusunawa Gemawang.

Sedangkan lainnya dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala sedang hingga berat.

“Kami terus imbau melalui berbagai kesempatan sosialisasi agar warga mematuhi prokes. Meski di masa PPKM Level 2 ini beberapa aturan dilonggarkan, jangan lantas abai,” katanya.

Terkait perkembangan Klaster Sedayu, Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Cahya Purnama menjelaskan, terakhir tercatat sebanyak 75 warga Sleman yang terpapar.

Namun dari hasil penelusuran, tidak semua berdomisili di Kabupaten Sleman.

“Ada yang KTP-nya beralamat di Ngaglik tapi bermukim di Sedayu,” katanya.

Kasus hasil tracing Klaster Sedayu ini tersebar di enam kapanewon. Paling banyak ada di Kapanewon Godean sejumlah 32 kasus disusul Gamping 17 kasus.

Temuan kasus lainnya berada di Kapanewon Minggir, Moyudan, Seyegan, dan Depok.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, pasien Klaster Sedayu kebanyakan berstatus tanpa gejala.

“Yang positif sudah langsung ditangani,” ujarnya.

Berdasar laporan yang dia terima, penularan Klaster Sedayu ini bermula dari kegiatan takziah yang berkembang ke SMK 1 Sedayu.

Hasil tracing terhadap beberapa siswa asal Kabupaten Sleman ditemukan 69 orang positif. Setelah dilanjutkan dengan exit test dinyatakan 75 orang terpapar yang semuanya OTG.

“Kejadian ini sangat disayangkan karena sebelumnya kasus positif kita sudah turun. Masyarakat jangan abai prokes terutama saat mengikuti kegiatan yang melibatkan banyak orang,” tandasnya.

Pos terkait